TEMPO.CO, Gwynedd – Setiap tahun kawanan angsa terbang ratusan mil di atas Himalaya. Selama musim dingin mereka bermigrasi dari tempat berkembang biaknya di Mongolia ke tenggara Tibet atau India. Sekarang, sebuah studi baru mengungkapkan bagaimana proses penerbangan kawasan angsa tersebut terbang jauh di udara gunung yang tipis.
Para peneliti dari Bangor University di Inggris menanamkan perangkat pelacak di tubuh tujuh angsa kepala balok. Cara kerja pelacak tersebut berdasarkan denyut jantung unggas, ketinggian, dan parameter lainnya. Mereka menemukan bahwa burung tidak terbang di ketinggian konstan.
“Angsa terbang naik-turun sesuai kontur medan di bawahnya,” kata Charles Bishop, pakar zoologi yang memimpin penelitian, seperti dikutip dari Livescience, Selasa, 20 Januari 2015. Menurut dia, strategi yang menyerupai gerak roller coaster ini memungkinkan angsa menghemat energi saat terbang.
Para ilmuwan memang telah lama berspekulasi tentang bagaimana angsa kepala balok, Anser indicus, membuat perjalanan luar biasa di ketinggian 6.000 meter. Tapi, selama ini belum ada yang mengukur segi fisiologis si unggas. (Baca: Kota New York Nyatakan Perang terhadap Angsa Liar)
Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Science edisi 15 Januari 2015 ini peneliti mengungkap tingkat udara di tiap ketinggian berbeda. Karena itu, angsa menyiasati ini dengan terbang sesuai kontur medan untuk mencari udara.
Data hasil pelacakan menunjukkan, bahwa angsa mengepakkan sayapnya lebih sering di ketinggian yang lebih tinggi, tempat udara kurang padat. Jumlah kepakan sayap, menurut Bishop, ternyata juga mempengaruhi peningkatan denyut jantung.
“Peningkatan kepakan sayap lima persen meningkatkan 19 persen denyut jantung burung,” ujarnya. (Baca: Tabrak Angsa, Pesawat Militer Inggris Tergelincir)
Meski begitu, tentu saja tidak semua burung terbang rendah di atas pegunungan. Beberapa spesies burung terbang pada ketingian tinggi untuk memanfaatkan ekor mereka untuk meluncur lebih cepat. “Memang menarik melihat cara kerja burung terbang.”
LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB
Berita lainnya:
Polisi Cina Rekrut Angsa untuk Jaga Keamanan
Takut Virus H5N7, Pasar Nanjing Stop Dagang Unggas
Ikan Lele Raksasa Memenuhi Sungai di Jerman
Mengapa Teknologi Roda Tidak Muncul pada Hewan?