TEMPO.CO, Papua Barat - Tim ekspedisi Lengguru menemukan tujuh spesies burung yang diduga merupakan jenis baru di Papua Barat. Salah satunya, tim mendapatkan burung paruh bengkok terkecil yang ukurannya tak lebih dari kepalan tangan. Di ketinggian sekitar 800 meter, tim juga ditemukan sarang burung bowerbird. Burung itu populer karena pandai merias dan menjaga kebersihan sarangnya.
"Hewan tersebut endemik Papua dan dikenal sebagai burung perias untuk menarik si betina," kata koordinator tim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gono Semiadi, seperti diungkap dalam rubrik Ilmu dan Teknologi majalah Tempo yang terbit Senin, 2 Februari 2015.
Ekspedisi Lengguru adalah perjalanan riset untuk mendata biodiversitas kawasan pesisir dan pegunungan karst Lengguru di Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Ini adalah ekspedisi ilmiah terbesar yang pernah ada di Indonesia. Selama enam minggu sejak 17 Oktober 2014, para peneliti menyusuri wilayah yang selama ini jarang sekali didatangi. Mereka mengumpulkan koleksi flora dan fauna khas Lengguru. “Belum pernah ada yang mengeksplorasi Lengguru sebelumnya,” kata Lina Juswara, peneliti botani dari LIPI, salah satu anggota tim ekspedisi.
Dari Lengguru, selain menemukan tujuh spesies burung baru, para peneliti juga membawa sekitar 600 jenis tumbuhan. Jumlah sebanyak itu didapat karena para peneliti botani bisa mengumpulkan 40-50 tumbuhan setiap hari selama ekspedisi, tapi pernah juga sampai 200 tumbuhan. “Sekitar 400 jenis di antaranya adalah anggrek,” kata Lina.
Untuk identifikasi lebih lanjut, koleksi tumbuhan dari Lengguru itu diserahkan ke Kebun Raya Bogor. Selain itu, koleksi tumbuhan yang didapat disimpan di Kebun Biologi Wamena yang didirikan oleh Puslit Biologi LIPI.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA