TEMPO.CO, New York - Delapan bulan lalu Anda mungkin bisa berjalan kaki beberapa blok dari Kebun Binatang Central Park dan menemukan cula yang dijual bebas di toko-toko di Madison Avenue. Tapi sekarang tidak lagi. Tahun lalu, Gubernur New York Andrew Cuomo menandatangani larangan penjualan komersial cula badak. Larangan tersebut baru satu dari serangkaian kabar menggembirakan tentang perlindungan cula badak.
Kabar gembira ini bermula dari aturan yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama tahun lalu. Pekan lalu pemerintah Cina juga memberlakukan larangan impor daging selama setahun. Selasa, 3 Maret, pemerintah Kenya membakar 15 ton gading gajah ilegal untuk memperingati hari satwa liar sedunia.
Pakar dan aktivis anti-kejahatan terhadap satwa liar berkumpul di Kebun Binatang Central Park untuk menyerukan perang terhadap perdagangan satwa liar ilegal. Wildlife Conservation Society (organisasi yang menjalankan Kebun Binatang Central Park) memperkirakan ada 96 gajah yang mati di tangan pemburu Afrika tiap harinya. Studi yang dilakukan mereka mengungkap, 65 persen dari populasi gajah hutan telah diburu secara membabi-buta sepanjang 2002-2013.
Duta perlindungan satwa, Marianne Bibalou, mengatakan kepada penonton bahwa satu gading gajah dapat dihargai US$ 21 ribu, atau setara Rp 252 juta. "Harga yang tinggi tapi merusak alam," kata dia, seperti dikutip dari Live Science.
Di Asia, gading gajah Afrika dihargai selangit. Mengutip Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), dalam setahun gading gajah Afrika dapat terjual mencapai US$ 165-188 juta, atau setara Rp 2,2 triliun.
Pasar gelap cula badak lebih menguntungkan lagi. Satu kilogram cula badak dapat dihargai US$ 65 ribu, atau setara dengan Rp 780 juta. "Lebih mahal dari emas," kata Bibalou.
Harga yang tinggi ini mendorong perburuan cula dan gading meningkat. Tahun lalu saja ada 1.215 badak yang dibunuh di Afrika Selatan. Angka tersebut mengejutkan, mengingat satu dekade lalu perburuan badak cukup diatur dengan baik.
"Pada 2007, hanya ada 13 pemburu badak yang tercatat di negara itu," kata Nik Sekhran, direktur program pembangunan berkelanjutan UNDP. Paling tinggi, cula badak dihargai US$ 192 juta.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB