Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terungkap, Cara Bunglon Ubah Warna Tubuh

image-gnews
bunglon
bunglon
Iklan

TEMPO.CO, Jenewa -  Kemampuan bunglon mengubah warna kulitnya seringkali membuat kita bingung. Pertanyaanya: bagaimana cara mereka melakukannya? Sekelompok ilmuwan dari University of Geneva, Swiss, berhasil menjawab rasa penasaran kita. Ternyata, bunglon mengubah warna kulitnya dengan cara menyesuaikan lapisan sel-sel khusus yang terdapat di kulit mereka.

Tidak seperti gurita dan cumi-cumi yang juga dapat mengubah warna kulit mereka, bunglon tidak mengubah warna dengan mengumpulkan pigmen warna dalam sel kulit. "Sebaliknya, hewan reptil ini mengandalkan perubahan struktural yang dipengaruhi pantulan cahaya ke kulitnya," kata Michel Milinkovitch, pemimpin studi yang juga seorang profesor evolusi genetika, seperti dikutip dari Livescience.

Untuk menyelidiki proses perubahan warna hewan reptil ini para peneliti mempelajari lima bunglon jantan dewasa, empat bunglon betina, dan empat bunglon panther (Furcifer pardalis) remaja--sejenis bunglon yang hidup di Madagaskar. Para ilmuwan mendapati bunglon memiliki dua lapisan tebal di sel iridofor, sel penghasil pigmen dan bertugas untuk memantulkan cahaya.

Sel iridofor ini mengandung nanokristal berbagai ukuran, bentuk, dan struktur. Sel ini merupakan kunci perubahan warna dramatis bunglon. Dengan sel ini, bunglon mengubah susunan struktural lapisan sel kulit atas dengan santai dan menarik kulit ke dalam tubuh, yang kemudian mengganti warnanya.

Para peneliti menggunakan beberapa metode untuk mempelajari perubahan warna di dalam sel iridofor. Pertama, Milinkovitch dan rekan-rekan penelitiannya merekan perubahan warna bunglon menggunakan kamera video beresolusi tinggi. Kemudian, peneliti membuat model numerik untuk memprediksi bagaimana nanokristal memantulkan cahaya.

Tim ilmuwan juga memanipulasi sel tersebut untuk mengetahui penyebab sel membengkak atau menyusut. Manipulasi sel ini menggunakan metode pengubahan jarak antara nanokristal dan sel iridofor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat kulit dalam kedaan santai, Milinkovitch bercerita, nanokristal dalam sel iridofor sangat dekat satu sama lain. Bagian sel dari nanokristal tersebut mengeluarkan gelombang warna pendek, seperti biru.

Dalam kondisi sedang bersemangat, jarak antara nanokristal dan sel iridofor menjauh. Sel pun mengeluarkan gelombang warna panjang, seperti kuning, jingga, atau merah. Meski begitu, tubuh bunglon juga menyimpan pigmen warna lain, seperti kuning dan hijau. "Dalam keadaan tertentu, warna tubuh bunglon tidak berubah, hanya cahaya yang meningkat," ujar Milinkovitch.

Temuan ini diterbirkan dalam jurnal Nature Communications edisi 10 Maret 2015.

LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

16 hari lalu

Secara spesifikasi, Kia Ray dibekali baterai lithium-iron-phosphate (LFP) 35,2 kilowatt-jam. (Foto: Kia)
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.