TEMPO.CO, Austin - Apakah anda tahu di mana letak DNA anda? Mungkin sebagian besar orang tak mengerti letak Deoxyribonucleic acid (DNA) miliknya. Tapi, ternyata DNA manusia bisa saja menyebar dari rambut yang tersesat dan bekas gumpalan permen karet. Menurut para peneliti, detritus fisik ini berisi banyak informasi yang mengejutkan.
Karena DNA dapat mengungkapkan banyak hal tentang orang yang memilikinya, kehadirannya dapat membahayakan keamanan privasi seseorang. Hal itu ternyata menginspirasi Heater Dewey-Haghborg, seniman, membuat karya yang berbasiskan data DNA dan dipamerkan di South by Southwest Interactive Festival.
"DNA, tubuh, dan sel membuat kita menjadi benar-benar manusia," kata Dewey-Haghborg, yang juga seorang programer komputer dari School of the Art Institute of Chicago, saat menceritakan kisah pembuatan karyanya, seperti dikutip dari Livescience.
Ide karyanya ini bermula dari pertanyaan berapa banyak hal yang bisa dipelajari dari sehelai rambut seseorang. Lantas, dia kemudian mengumpulkan sampel forensi tersebut yang berada di ruang publik, jalan-jalan, dan toilet umum di New York. Dewey-Haghborg juga mengumpulkan sisa makan siang banyak orang.
Dia membawa semua sampel tersebut ke Genspace, laboratorium biologi swasta di Kota New York. Setelah menganalisa DNA, Dewey-Haghborg menggunakan model komputer untuk memprediksi wajah orang-orang pemilik DNA tersebut. Setelah itu, dia mencetak wajah-wajah tersebut dengan mesin cetak tiga dimensi (3D).
Wajah-wajah 3D ini ia namakan dengan "Stranger Vision". Tentu saja, belum ada cara untuk mengetahui seberapa cocok wajah yang ia cetak dengan pemilik aslinya. Tapi, Dewey-Haghborg, beranggapan, "Seni mengungkap informasi pribadi yang tersembunyi di beberapa bagian wajah."
Menurut Dewey-Hargborgh, data DNA memang harus disimpan seketat mungkin. "Anda bisa mengetahui informasi pribadi seseorang dari jejak rokok yang tertinggal di asbak stasiun bawah tanah," ujarnya. Karena itu, dia kemudian menghapus data DNA yang dia dapat untuk menghormati para pemiliknya.
LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB