TEMPO.CO, Jakarta - Setelah buku biografi berjudul Steve Jobs yang disponsori pendiri Apple Inc itu diterbitkan, sebuah buku biografi lainnya bakal diluncurkan pada Selasa waktu setempat, 24 Maret 2015, atau Rabu waktu Indonesia.
Kali ini, buku itu berjudul Becoming Steve Jobs. Tidak seperti buku yang pertama, para petinggi Apple memuji akurasi buku ini karena dinilai lebih mendekati realita, seperti ditulis New York Times, Senin, 23 Maret 2015.
"Ini karena buku biografi yang pertama sangat merugikan Steve Jobs," kata Tim Cook, Chief Executive Officer Apple, dalam pengantar buku ini.
Menurut Cook, buku pertama menampilkan figur yang berbeda dengan yang dikenalnya secara langsung. "Figur yang ditulis dalam buku biografi pertama adalah figur tentang orang lain yang tidak mungkin saya mau bekerja sama dengannya."
Menurut Jony Ive, pakar desain Apple yang juga “dinobatkan” sebagai teman spiritual oleh Steve Jobs, buku pertama karangan Walter Isaacson itu sangat mengecewakan. "Apresiasi saya atas buku itu rendah sekali," kata Ive, yang mengaku hanya membaca sebagian kecil.
Senior Vice President Apple Eddy Cue, yang menangani layanan iTunes dan Apple Cloud, mengatakan, "Buku Becoming Steve Jobs merupakan referensi utama untuk dibaca yang direkomendasikan orang-orang terdekat yang sangat mengenal Steve."
Pujian para eksekutif Apple atas buku biografi kedua, yang ditulis Brent Schlender dan Rick Tetzeli, merupakan hal yang langka. Sebab, mereka terkenal tertutup mengenai cerita internal perusahaan. “Keriuhan” para eksekutif Apple ini menunjukkan mereka mencoba memperbaiki citra Steve Jobs yang menurut mereka “dirusak” oleh buku biografi pertama.
NYTIMES | BUDI RIZA