TEMPO.CO, Cambridge - Tim peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT), Cambridge, Amerika Serikat, menjawab misteri terkurasnya danau es di Greenland seluas 5,6 kilometer persegi secara mendadak. Seperti bak mandi yang dikuras mendadak, 12 juta galon air lenyap dalam waktu kurang dari dua jam. Lapisan es hilang sampai ke dasarnya.
Tak ada yang tahu bagaimana peristiwa pada 2006 itu bisa terjadi. Kini peneliti dari MIT berusaha memecahkan misteri lenyapnya danau es Greenland yang telah berumur satu dekade itu.
Dalam studi terbaru yang dipublikasi dalam jurnal Nature, 3 Juni 2015, para ilmuwan MIT menggunakan teknologi global positioning system untuk mengungkap misteri tersebut. Mereka menemukan bahwa retakan air pada danau es terbentuk dari tekanan yang disebabkan oleh gerakan lapisan es. Gerakan ini dipicu menetesnya es yang mencair.
Citra satelit menunjukkan bahwa 13 persen danau mengering dengan cepat, kosong hanya dalam 24 jam. ”Citra tersebut menunjukkan bahwa danau yang masih ada pada hari ini bisa lenyap pada hari berikutnya,” kata Laura Stevens, peneliti utama glasiologi Massachusetts Institute of Technology-Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI-MIT), Cambridge. ”Jadi kita sudah tahu bahwa dalam 10–15 tahun terakhir air bisa hilang dengan cepat.”
ABC News pada Januari lalu menyatakan sejumlah ilmuwan bingung setelah miliaran galon air di dua danau di Greenland terkuras secara misterius. Salah satu danau begitu besar, sehingga menciptakan kawah selebar 1 mil ketika terkuras dalam rentang beberapa minggu. Danau subgletser lain telah diisi dan terkuras dua kali dalam dua tahun terakhir.
Ian Howat, profesor Ohio State University, yang mempelajari danau yang meninggalkan kawah selebar 1 mil itu, mengatakan temuan ini mengungkap sebuah “bencana”. “Pengeringan danau dapat menunjukkan kepada kita bahwa sistem pipa bawah es berubah karena lebih banyak air yang mencair dari permukaan dan mengalir ke dalamnya,” kata Howat.
Danau kedua ditemukan oleh tim dari Cornell University. Ketika memetakan lapisan es Greenland, tim mengetahui bahwa ketika danau mengering dan kembali terisi air, hal itu menciptakan panas yang dapat mengubah komposisi es. “Pengeringan danau bisa menjadi cara lain yang mencairkan lapisan es. Dan itu berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut.”
LIVE SCIENCE | NATURE | ABC | AHMAD NURHASIM