TEMPO.CO, Jakarta - Tren layanan musik semakin meningkat secara global. Kemunculan Apple Music menjadi salah satu bukti kuatnya daya tarik mengembangkan layanan ini. Padahal Apple telah memiliki layanan musik lewat pengunduhan lagu di iTunes.
Menurut CEO PT Melon Indonesia Budi Setyawan Wijaya, layanan musik streaming memiliki daya tarik karena bisa menyediakan beragam lagu dengan harga relatif terjangkau. “Katalog musik yang disediakan lengkap,” kata Budi kepada Tempo di kantornya pada pekan lalu. Berikut ini petikan bincang-bincang Tempo dengan Budi:
T: Bagaimana peta persaingan layanan musik streaming di Indonesia?
Industri musik streaming di Indonesia masih dalam taraf awal sehingga potensi market masih jauh lebih besar dibandingkan pemain yang ada. Ada MelOn dan Guvera untuk penyedia lokal. MelOn meluncurkan beberapa kerja sama dengan Telkomsel (Langit Musik), Smartfren (Gudang Musik), dan Telkom (Speedy Music). Untuk presentase market share kami belum memiliki datanya.
T: Siapa sih pengguna layanan musik streaming ini?
Penggunanya beragam dari yang berusia 14 hingga 45 tahun. Mereka ini adalah para pelanggan data baik mobile broadband maupun fixed broadband. Alasan mereka menggunakan layanan ini karena isi katalognya lengkap, cara bayarnya mudah dan murah dibandingkan layanan pengunduhan lagu seperti iTunes (pay per song).
T: Bagaimana tanggapan pasar terhadap peluncuran Apple Music?
Di Indonesia belum terlalu kelihatan reaksi market-nya. Apakah itu nanti berbentuk penurunan jumlah pelanggan existing dari layanan yang ada di Indonesia ke Apple Music? Atau dampaknya terhadap sisi label yang bekerja sama dengan MelOn?
T: Dampaknya terhadap penggunaan layanan MelOn musik seperti apa?
Sampai saat ini belum ada dampak yang terlihat. Ini mungkin disebabkan potensi market yang masih sangat besar dan segmen yang berbeda. MelOn saat ini fokus pada segmen pengguna Android meskipun juga menyediakan aplikasi di iTunes dan BlackBerry. MelOn fokus pada Android karena segmen ini paling besar jumlah penggunanya serta cara pembayaran bisa dilakukan secara fleksibel melalui pengurangan pulsa.
T: Apa langkah MelOn menghadapi kompetisi dari Guvera dan Apple Music, misalnya?
Kompetitor terbesar MelOn saat ini adalah illegal download atau pengunduhan musik secara ilegal. Ini merupakan musuh bersama bagi industri musik Indonesia. Itu sebabnya MelOn menyambut dengan terbuka para pemain baru karena yang dibutuhkan saat ini adalah market education terutama terhadap illegal download.
Selama lima tahun terakhir MelOn secara konsisten mengkampanyekan antiillegal download dengan berbagai program antara lain forum antiillegal download. MelOn juga memfasilitasi benchmark dan penyusunan strategi untuk mengatasi illegal download. Karena itu semakin banyak pemain yang masuk dalam industri streaming akan semakin memperkuat program penting penindakan terhadap illegal download.
T: Berapa omzet layanan musik streaming saat ini?
Pada saat ini MelOn memiliki beberapa produk unggulan di bidang musik antara lain: streaming dan download, ala carte (pay per song), dan ring back tone. Jumlah total pelanggan layanan ini mencapai lebih dari 400 ribu pelanggan kumulatif. Jumlah transaksinya diperkirakan sebanyak lebih dari Rp 20-an miliar pertahun untuk semua produk tadi. Padahal potensinya mencapai Rp 2 triliun, jadi angka tadi itu masih sangat kecil. (*)