TEMPO.CO , Surabaya:Bagi sebagian siswa, belajar Fisika bisa terasa berat dan membosankan. Namun dengan model pembelajaran yang menyenangkan, Fisika bukan lagi momok. Mahasiswa Jurusan Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) membuat Robot Kayu Hidrolik Handmade dari bahan utama stik es krim sebagai media pembelajaran.
“Kami ingin konsep Hidrostatika bisa dipahami dengan mudah. Karena siswa membutuhkan riilnya ketika belajar Fisika, bukan teori saja,” kata salah satu anggota tim, Rosalia Ersinta Dewi di laboratorium Fisik UKWMS, Selasa, 22 September 2015. Menurut merekam pemahaman siswa yang berbeda-beda menuntut guru agar lebih inovatif dalam menyampaikan materi Fisika yang cenderung berat.
Robot, kata Rosalia, dipilih karena cara membuatnya mudah dan murah. Siswa pun diajak aktif membuat robot, sehingga mereka tak cepat bosan.
“Mereka bikinnya bersama-sama, jadi selain dapat ilmu Fisika juga dilatih keterampilannya,” kata anggota tim lainnya, Emilia Fandira Nasera Putri.
Bahan-bahan yang digunakan mudah didapat, seperti gabus sisa alat elektronik keras, stik es krim, lem tembak, alat suntik tanpa jarum, karet gelang, dan selang mini. Prinsip kerja dari robot kayu handmade ini sederhana dan mencerminkan tekanan hidrostatika dengan jelas. Setiap bagian engsel robot tersusun atas alat suntik tanpa jarum yang terhubung dengan selang mini satu sama lain.
“Prinsip tarikan dan dorongan menunjukkan bahwa aplikasi tekanan yang tepat dapat menjadikan robot bergerak seperti menjepit, mengangkat, berputar bahkan memindahkan suatu benda,” kara Emilia.
Jika ingin robotnya lebih kokoh, siswa dapat menggunakan kayu oven yang biasa dipakai untuk suvenir. Semakin sedikit kadar air dalam kayu yang digunakan, maka semakin ringan rangkanya. “Penting untuk selalu memperhitungkan berat rangka robot dibandingkan dengan alat suntik serta volume air yang mengaplikasikan prinsip hidrolik.”
Mereka berharap dengan alat ini sebagai contoh, siswa dan guru bisa berkreasi lebih untuk menciptakan inovasi baru yang sederhana dan murah meriah. Robot mereka lalu didanai dari DIKTI melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa kategori Pengabdian Masyarakat. “Bulan depan mereka mewakili UKWMS dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Kendari, Sulawesi Tenggara,” ujar dosen pembimbing, Djoko Wirjawan.
ARTIKA RACHMI FARMITA