Para ilmuwan menduga lapisan yang disebut lereng berulang (Recurring Slope Lineae/RSL) dipotong oleh aliran air. Mars Reconnaissance Orbiter melakukan pengukuran selama hari-hari terpanas di Mars karenanya para ilmuwan yakin jejak air apapun, atau jejak mineral terhidrasi, akan menguap.
Instrumen pengindera bahan kimia di pesawat tidak bisa membawa pulang data-data detail seperti lintasan sempit yang lebarnya biasanya kurang dari lima meter. Tapi Ojha dan koleganya membuat program komputer yang bisa meneliti secara cermat piksel-piksel individual.
Data itu kemudian dihubungkan dengan gambar-gambar beresolusi tinggi dari lintasan-lintasan itu. Para ilmuwan berkonsentrasi pada lintasan terluas dan menghasilkan 100 persen kecocokan dengan lokasi mereka dan deteksi garam-garam terhidrasi. Temuan itu "mengonfirmasi bahwa air berperan penting dalam fitur ini" menurut ilmuwan planet Alfred McEwen dari University of Arizona.
Masih belum diketahui apakah mineral-mineral itu menyerap uap air langsung dari atmosfer tipis Mars, atau apakah ada sumber es yang meleleh di bawah permukaan.
Apapun sumber dari air itu, prospek keberadaan air cair, bahkan jika itu musiman, meningkatkan prospek menarik bahwa Mars, yang dikira planet dingin dan mati, bisa mendukung kehidupan sekarang.
Namun demikian, McEwen mengatakan, lebih banyak informasi mengenai bahan kimia air akan diperlukan sebelum para ilmuwan bisa melakukan penilaian itu. "Tidak selalu bisa dihuni hanya karena ada airnya, setidaknya bagi organisme terestrial," katanya.
Baca juga:
Kisah Artis Anisa Rahma Diusik Roh Gaib, Merinding dan...
Begini Kisah Kampus Terima 50, Tapi Luluskan 500 Mahasiswa
Prospek air, bahkan air yang sangat asin dan bertali bahan kimia, juga punya implikasi pada misi masa depan manusia ke Mars. Tujuan NASA adalah mendaratkan astronot Amerika Serikat di Mars pertengahan 2030an.
"Mars punya sumber daya yang berguna untuk pejalan masa depan," kata Grunsfeld. "Air sangat penting karena kita memerlukan air untuk minum, oksigen untuk bernafas."Air juga bisa dipecah menjadi molekul hidrogen dan oksigen untuk membuat bahan bakar roket yang diperlukan untuk menerbangkan awak kembali ke Bumi.
ANTARANEWS