Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Unhas Kembangkan Sapi Tanpa Tanduk

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Ilustrasi sapi. ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo
Ilustrasi sapi. ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo
Iklan

TEMPO.CO, Makassar – Fakultas Peternakan Universias Hasanuddin (Unhas) mengembangkan jenis sapi baru hasil perkawinan sapi Bali. Sapi jenis baru ini tidak memiliki tanduk sehingga mudah dalam pemeliharaan, Rabu, 14 Oktober 2015.

“Sapinya tidak liar,” kata Dekan Fakultas Peternakan Unhas Sudirman Baco kepada Tempo, kemarin.

Menurut Sudirman, sapi tanpa tanduk ini ditemukan oleh peneliti di Fakultas Peternakan Unhas. Diduga sapi jenis ini muncul karena ada mutasi genetik. “Sementara kami sedang teliti sumber gennya,” katanya.

Sapi tidak bertanduk ini sebenarnya sudah ditemukan sejak 1987. Tapi baru dikembangkan pada 2005. Sapi diisolasi dalam kandang, dikawinkan, dan keturunannya juga tidak bertanduk. “Artinya sifat tidak bertanduk ini dominan,” kata Sudirman.

Sudirman mengatakan, saat ini Unhas memiliki 12 ekor sapi tidak bertanduk yang berhasil dikembangkan. Sapi sapi ini akan diberi nama sapi Unhas, karena hanya ada di Unhas. “Kami sudah punya rencana mengembangbiakkan secara massal di Kabupaten Enrekang. Baik dengan cara alami maupun dengan penyuntikan sperma,” kata Sudirman.

Sapi tidak bertanduk ini juga memiliki kelebihan. Sapi tanpa tanduk memiliki daging yang empuk dan sedikit lemak. Sapi tanpa tanduk ini juga lebih mampu bertahan dengan jumlah pakan sedikit serta punya umur sampai 10 tahun. “Sapi dengan umur tiga tahun juga bisa memiliki bobot 400 sampai 450 kilo gram. Dengan persentase daging 35 persen,” kata Sudirman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena tidak memiliki tanduk, maka para peternak tidak perlu repot memotong tanduk sapi untuk mencegah perkelahian dalam kawanan. Sapi tanpa tanduk ini memiliki karakter yang berbeda dengan sapi Bali yang merupakan keturunan banteng dan sering berkelahi. “Sapi yang selalu berkelahi biasanya merusak fisik dan dagingnya,” kata Sudirman.

Kelebihan lain, pejantan sapi tanpa tanduk ini bisa mampu membuahi secara alami hingga ratusan betina dalam satu musim kawin. Jika pembuahan dilakukan dengan penyuntikan sperma, bisa sampai ribuan betina. “Bisa menjadi salah satu sumber produksi daging di Indonesia,” kata Sudirman.

Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan, Unhas terus mendorong penelitian penelitian yang bisa diaplikasikan dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. “Kami sudah punya 40 hak paten dari hasil penelitian mahasiswa dan dosen,” katanya.

MUHAMMAD YUNUS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

16 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
PKB Usulkan Azhar Arsyad Maju di Pilkada Makassar, Sebut Dia sebagai Simbol Partai di Sulsel

PKB Kota Makassar meraih lima kursi di DPRD kota itu pada pemilu legislatif atau Pileg 2024.


Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

35 hari lalu

Pemkot Makassar Borong Lima Penghargaan Top BUMD Award 2024

Wali Kota Ramdhan Pomanto meraih Top Pembina BUMD 2024.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

39 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

39 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

39 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Lagi, Anggota KPPS di Makassar Meninggal Dunia

20 Februari 2024

Ilustrasi tokoh meninggal. Pixabay
Lagi, Anggota KPPS di Makassar Meninggal Dunia

Anggota KPPS Muhammad Fahriansyah, 26 tahun, yang bertugas di TP) 12 Kelurahan Lariang Bangi, Kecamatan Makassar, meninggal


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Makassar Menuju Resilient City dengan Pertumbuhan yang Inklusif

29 Januari 2024

Makassar Menuju Resilient City dengan Pertumbuhan yang Inklusif

Visi Danny Pomanto membangun resiliensi dan pertumbuhan inklusif Kota Makassar.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.