TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Koordinator Perekonomian, Lin Che Wei, mengatakan ada 2.000 pulau di Indonesia yang terancam tenggelam akibat naiknya permukaan air laut. "Bahkan, sudah ada yang kritis," kata dia, usai memimpin panel diskusi di Paviliun Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim ke-21 di Paris, Prancis, Rabu, 2 Desember 2015.
Menurut Che Wei, Indonesia akan mengalami kerugian di banyak sektor apabila pulau-pulau tersebut tenggelam. Terlebih, kata dia, pulau yang terletak di perbatasan. "Zona Ekonomi Ekslusif akan mengecil, juga berimbas pada manusia dan ekosistem di pulau itu," ujar salah satu pendiri lembaga analisis Katadata ini.
Che Wei memuji pidato Presiden Joko Widodo yang mencantumkan isu kerentanan pulau-pulau di Indonesia. Selama ini, ujar dia, isu tersebut hanya dianggap isu negara-negara pasifik. "Presiden sadar pulau-pulau di Indonesia terancam."
Meski begitu, Indonesia belum begitu maksimal dalam forum Small Islam Developing States (SIDS). Forum ini beranggotakan negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang. SIDS mendesak untuk ambang batas kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius, bukan 2 derajat guna mengantisipasi tenggelamannya negara-negara mereka.
Maklum, Indonesia tak tergabung dalam forum tersebut. Alasannya, utusan khusus presiden untuk perubahan iklim, Rachmat Witoelar, mengatakan Indonesia adalah negara kesatuan. "Indonesia bukan negara pulau kecil," kata Rachmat, yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup.
AMRI MAHBUB (PARIS)