TEMPO.CO, Paris - Sekretaris Eksekutif Badan untuk Perubahan Iklim PBB (UNFCCC) Christiana Figueres dan Sekretaris PBB Bidang Kepemudaan Ahmad Alhendawi menerima perwakilan anak-anak dari seluruh dunia dalam Konferensi Perubahan Iklim ke-21 Paris (COP21 Paris), Jumat, 4 Desember 2015. Anak-anak yang tergabung dalam Climate Alliance itu membawa 2,2 juta jejak kaki hijau anak-anak dari seluruh dunia.
Selain jejak kaki, anak-anak tersebut mendesak para pemimpin dunia untuk memikirkan masa depan lingkungan. Tuntutannya: menggunakan energi ramah lingkungan, menggunakan kendaraan umum atau sepeda untuk bepergian jarak dekat guna menekan emisi, penggunaan kertas berdaur ulang, dan menjaga kutub agar beruang kutub bisa hidup.
Ada satu poster yang dibuat anak-anak dari taman kanak-kanak di Neumunster, Jerman, yang berisi harapan mereka. "Para pemimpin yang terhormat, kami mohon untuk tidak merusak bumi kita yang indah.
"Saat besar nanti, saya masih ingin melihat pohon-pohon tumbuh sehat. Di tangan Anda semua lah nasib bumi masa depan bergantung," demikian yang tertulis dalam poster.
Penyerahan jejak kaki dan tuntutan itu menandai pembukaan UN Climate Summit's and Future Generations Day. PBB menyebut ajang pemuda ini sebagai perayaan kekuatan pemuda dan partisipasi dalam COP21 Paris.
Menteri Lingkungan Hidup Luksemburg Carole Dieschbourg membawa isu jejak dan kaki dan tuntutan para pemuda ini kepada para pemimpin negara yang sedang bernegosiasi di COP21 Paris. "Ini bisa menghasilkan perjanjian yang kuat," kata Carole.
Sedangkan Direktur Eksekutif Climate Alliance Thomas Brose menyebut aksi 2,2 juta kaki hijau ini mewakili keterlibatan anak-anak dari 1.300 sekolah di dunia. "Mereka mengirimkan pesan kepada para politikus yang sedang ada di sini untuk mengubah paradigma tentang perubahan iklim," tutur Brose. Climate Alliance ZOOM telah mengampanyekan isu perubahan iklim ke kalangan anak-anak sejak 2002.
AMRI MAHBUB (PARIS)