TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyebut Indonesia memiliki 550 peneliti per sejuta penduduk.
"Dari sisi ketenagakerjaan, jumlah profesor sekarang ini sudah 5.500 orang. Sedangkan jumlah peneliti 550 per sejuta orang penduduk," kata Nasir dalam Refleksi Satu Tahun Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi di Jakarta, Senin.
Saat ini jumlah dosen bergelar S2 dan S3 di Indonesia, menurut dia, mencapai 75 persen, dan angka tersebut masih harus didorong kenaikannya pada 2016.
"Sehingga dosen yang berfungsi sebagai peneliti akan seperti apa nantinya kita akan pikirkan," ujarnya.
Selain itu, Menteri Nasir mengatakan, program Indonesia Mencari Doktor, menjadi upaya untuk menaikkan angka peneliti, termasuk menjalin kerja sama dengan peneliti yang memiliki pengalaman riset internasional.
Data Menteri Nasir itu berbeda dengan yang disampaikan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain, September lalu. Ia mengatakan rata-rata jumlah peneliti di Indonesia baru mencapai 40 per satu juta penduduk. Jumlah itu tertinggal jauh dengan negara berkembang lain di Asia.
Contohnya saja India yang sudah memiliki perbandingan 140 per satu juta penduduk. Dengan total penduduk India yang telah mencapai satu miliar lebih, praktis jumlah riil peneliti di negara itu pasti jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan Indonesia.
Sedangkan di negara Asia lainnya, seperti Jepang, memiliki 5 ribu peneliti per satu juta penduduk, Korea Selatan 5.500 per sejuta penduduk, dan Israel, yang merupakan negara dengan jumlah periset terbanyak, memiliki 6.500 peneliti per sejuta penduduk.
ANTARA