TEMPO.CO, Karangasem - I Wayan Sumardana alias Tawan, 31 tahun, asal Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Karangasem, mendadak terkenal lewat alat temuannya. Tawan mendapat julukan dari masyarakat ‘The Real Iron Man’.
Tawan mengatakan teknologi lengan prostetik temuannya itu dinamakan robot arm (lengan). Bapak tiga anak itu menjelaskan, saat merakit alat bantu untuk tangan kirinya yang lumpuh itu, ia sempat beberapa kali mengalami kegagalan. Ia menyebut ada lima kali kegagalan yang fatal. Kemudian pada percobaan selanjutnya. Setelah dua kali mencoba, ia berhasil menemukan sistem yang cocok untuk tangan robot rakitannya itu.
“Awalnya alat ini mudah hang jika dekat ponsel Android, misalnya jaringan Bluetooth dan sinyal. Kemudian, gagal juga pakai remote control karena pemancar yang tidak terhubung,” katanya saat ditemui Tempo di rumahnya, Karangasem, Sabtu, 23 Januari 2016.
Beberapa hal lain, kata dia, yang menjadi kendala ialah program numerik, Brain Computer Interface (BCI), dan sistem Electro Encephalo Graphy. “Numerik dan BCI mahal harga alatnya dan karena saya autodidak, jadi kurang paham mengenai bahasa programnya. Saat tangan robot bekerja lewat motor akselerator (dinamo), awalnya pinggang saya terasa sakit,” tuturnya.
Baca juga: Bupati Sidoarjo Saiful Ilah Beri Izin kepada Lapindo Ngebor Lagi
Sedangkan, kata dia, sistem EEG perlu konsentrasi yang cukup sebagai pengendali. Alat di kepala inilah yang menugaskan cara kerja alat temuannya itu.
Tawan mengungkapkan, ia menggunakan materi barang rongsokan seperti saklar, kabel, dinamo, transistor, dan relay. Dia mencoba memadukan dengan inframerah dari antena TV. Mengenai cara membuatnya, Tawan mengaku mencari materi lewat Internet. "Ada actuator, microcontroller, sensor ultrasonic, dan ada bermacam-macam yang saya sendiri juga kurang terlalu mengerti istilahnya karena saya membuat ini autodidak,” tuturnya.
Percobaan membuat lengan robot dari temuan barang rongsokan, kata Tawan, dimulai dengan pengumpulan barang-barang rongsokan, yaitu printer, VCD, stapol. “Semua saya preteli karena yang saya tahu sekadar perkiraan-perkiraan biar asal nyambung. Maklum saya tidak punya pendidikan dasar formal untuk membuat robot,” kata Tawan.
Tawan menuturkan, pertama kali supaya lengan prostetiknya bisa bergerak, ia menggunakan model dinamo. Ia mengambilnya dari dinamo mobil remote kontrol tanpa kabel. "Robot buatan saya ini hanya statis bergerak atas bawah, yang mengikuti lekukan sikut saya,” ucapnya.
Pengaturan awal kekuatan lengan prosetetik Tawan awalnya saat dicoba mampu mengangkat beban 15-20 kilogram. Gear yang digunakan, kata dia, gear mobil mainan untuk dinaiki anak-anak yang berbahan plastik.
Baca juga: Tawan 'Iron Man' Butuh Bantuan Akademikus Sempurnakan Alatnya
“Sekarang saya menggunakan gear starter bagian dalam mesin sepeda motor yang saya gunakan. Semua tergantung rotasi gear. Memang saya belum menguji langsung berat beban 100 kilogram, tapi saya yakin kemungkinan besar bisa,” kata Tawan.