TEMPO.CO, St. Louis - Tim perekayasa biomedis di Washington University di St. Louis mengembangkan kamera 2D tercepat di dunia, yang dapat mengabadikan suatu peristiwa hingga 100 miliar frame per detik. Tim yang dipimpin oleh Lihong Wang itu menggunakan teknik fotografi compressed ultrafast (CUP) untuk membuat film dari rangkaian gambar dengan laser tunggal dari empat fenomena fisika, yaitu refleksi pulsa laser, refraksi, propagasi yang lebih cepat daripada cahaya, dan pergerakan photon pada dua media.
Kecepatan kamera itu jauh lebih cepat daripada teknik pencitraan ultracepat mana pun, yang dibatasi oleh penyimpanan on-chip dan kecepatan pembacaan elektronik sekitar 10 juta frame per detik. Hasil riset tersebut dipublikasikan dalam jurnal Nature.
"Untuk pertama kalinya, manusia dapat melihat pulsa cahaya yang bergerak cepat," kata Wang. "Teknik ini membuat pencitraan frame maju berlipat ganda. Kini kita memasuki rezim baru yang membuka visi baru. Setiap teknik baru, terutama satu lompatan kuantum ke depan, selalu diikuti oleh serangkaian penemuan baru. Kami berharap CUP dapat merintis penemuan baru di bidang sains."
Kamera ini tidak terlihat seperti kamera Kodak atau Canon, tapi lebih mirip satu seri perangkat yang terdiri atas teleskop dan mikroskop bertenaga tinggi untuk menangkap fenomena fisik dan natural yang dinamis. Begitu data mentah diperoleh, citra aktual diolah di komputer menggunakan pencitraan komputasional.
Richard Conroy, direktur program pencitraan optis di National Institute of Biomedical Imaging and Bioengineering, menyatakan kamera ultracepat ini berpotensi meningkatkan pemahaman manusia tentang proses kimia dan interaksi biologis yang sangat cepat. "Membantu kita membuat permodelan sistem dinamis dan kompleks yang lebih baik," ujarnya, seperti dikutip dari Science Daily.
NATURE | SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB