TEMPO.CO, Amerika - Peneliti berhasil mengungkap kalau nenek moyang manusia dan gorila, Chororapithecus abyssinicus, ternyata berusia lebih muda daripada dugaan mereka. Hal ini dibuktikan setelah mereka membedah fosil yang ditemukan dari Etiopia.
“Analisis kami atas C. abyssinicus membuktikan kalau kera ini berusia 8 juta tahun; lebih muda daripada dugaan sebelumnya,” kata geolog dari Los Alamos National Laboratory, Giday WoldeGabriel. Simpanse, gorila, orang utan, dan manusia yang berasal dari famili Hominidae, merupakan keturunan dari spesies ini.
Temuan ini sekaligus mengubah rentang waktu kapan ranting evolusi manusia berpisah dari gorila dan simpanse. Sebelumnya, lewat analisis genetika, diperkirakan ranting manusia terpisah dari gorila sejak 10 juta tahun lalu; 2 juta tahun kemudian barulah terpisah dari simpanse. Namun, karena tak ada bukti fosil untuk menguatkan, teori ini masih dapat berubah.
WoldeGabriel dan tim membuktikan kalau rentang waktu tersebut salah. Hasil kajian atas fosil C. abyssinicus menyatakan perpisahan tersebut terjadi 2 juta tahun lebih awal.
Fosil ini menjadi bukti sahih yang menjawab pertanyaan garis keturunan gorila. Tak hanya itu, dapat dipastikan juga kalau nenek moyang manusia sebetulnya bermigrasi dari Afrika, bukan Eurasia seperti dugaan sebelumnya.
Bagaimanapun juga, masih ada beberapa pihak yang skeptis terhadap temuan ini. Mereka akan menunggu terlebih dahulu sampai ditemukan bukti fosil lain dari periode sama untuk menguatkan teori mereka. Sejauh ini, baru ditemukan dua fosil kera yang berasal dari periode C. abyssinicus.
SCIENCE DAILY | URSULA FLORENE