Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Masalah Kesuburan Pria, Coba dengan Sel Embriotik

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan dari Tiongkok menyatakan, mereka akhirnya berhasil membuat semacam sel sperma fungsional dari sel punca embrionik tikus di laboratorium, perkembangan ilmiah besar yang suatu hari bisa mengarah ke penanganan kemandulan lelaki pada manusia.

Para peneliti, yang menggambarkan teknik terobosan mereka dalam jurnal Cell Stem Cell, kemudian bisa menggunakan sel-sel sperma fungsional itu untuk menghasilkan keturunan tikus yang sehat, yang akan melahirkan generasi selanjutnya.

"Kami membangun tahapan pendekatan kuat yang mengikhtisarkan pembentukan sel fungsional seperti sperma di satu cawan," kata salah satu penulis hasil studi, Jiahao Sha, dari Nanjing Medical University dalam satu pernyataan, Kamis, 25 Februari.

"Jadi kami pikir ini sangat menjanjikan untuk penanganan infertilitas pada pria," katanya seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Namun penulis hasil studi yang lain, XiaoYang Zhao, dari Institute of Zoology di Chinese Academy of Sciences, mencatat kemungkinan risiko dan perbedaan spesies antara manusia dan tikus harus sepenuhnya dipelajari sebelum teknik itu dijalankan di klinik.

"Karena itu, masih terlalu dini untuk membahas penggunaan teknik ini di klinik sekarang," kata Zhao lewat surel kepada Xinhua.

Kemandulan mempengaruhi sampai 15 persen pasangan dan sekitar sepertiga kasusnya bisa dilacak pada pria.

Menurut para peneliti, salah satu penyebab utama kemandulan adalah kegagalan sel benih di testis menjalani pembelahan sel, yang disebut meiosis, untuk membentuk sel-sel sperma fungsional.

Beberapa studi melaporkan keberhasilan pembangkitan prekursor sel benih dari sel punca, tapi prekursor ini kemudian harus disuntikkan ke tikus steril untuk membentuk sperma matang.

Dalam studi yang baru, Jiahao Sha bersama dengan XiaoYang Zhao dan Qi Zhou dari Institute of Zoology mengembangkan metode berbasis sel punca, yang sepenuhya merekapitulasi meiosis dan memproduksi sel-sel fungsional serupa sel sperma.

Langkah pertamanya memapar sel punca embrionik tikus dengan campuran bahan kimia, yang akan mendorong sel punca berubah menjadi sel-sel benih primordial.

Selanjutnya, para peneliti meniru lingkungan alami jaringan dari prekursor sel-sel benih ini dengan mengekspos mereka ke sel-sel testikular serta hormon-hormon seks, seperti testosteron.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di bawah kondisi biologis relevan ini, sel punca, yang menurunkan sel-sel benih primordial, menjalani meiosis sempurna, menghasilkan sel-sel serupa sperma dengan fitur kunci meiosis, seperti DNA inti dan materi kromosom.

Akhirnya, para peneliti menyuntikkan sel-sel serupa sel sperma ini ke sel-sel telur tikus dan memindahkan embrionya ke tikus betina dan menemukan embrio-embrio ini berkembang normal serta menghasilkan keturunan yang sehat dan subur.

Di masa depan, para peneliti berencana menguji pendekatan mereka ke binatang yang lain, seperti primata sebagai antisipasi studi pada manusia.

"Jika terbukti aman dan efektif pada manusia, platform kami berpotensi membangkitkan sperma fungsional penuh lewat teknik inseminasi buatan atau fertilisasi in vitro," katanya.

"Karena perawatan yang ada sekarang tidak bekerja untuk banyak pasangan, kami harap pendekatan kami bisa secara substansial meningkatkan tingkat kesuksesan penanganan infertilitas pria."

Beberapa ahli dari Amerika Serikat, termasuk Profesor Kyle Orwig dari University of Pittsburgh, Vittorio Sebastiano dari Stanford School of Medicine, dan Profesor Peter Donovan dari University of California, Irvine, yang tidak terlibat dalam studi, menyebut hasil penelitian itu sebagai "tengara", "tonggak sejarah di bidang sel punca" atau "kemajuan signifikan" dalam memahami perkembangan dan produksi sperma.

Para ahli ini juga mengatakan mereka pikir teknik tersebut bisa diadaptasi di masa depan menggunakan sel-sel punca pluripoten terinduksi, yang bertindak seperti sel-sel punca embrionik, tapi dibuat dari sel-sel kulit demi menghindari kekhawatiran terkait dengan hal-hal etik dalam persyaratan penggunaan embrio.

"Suatu hari dan dalam kondisi tertentu, terapi gen mungkin bisa diterima," kata Orwig dalam satu pernyataan.

"Jika itu terjadi, iPSC (sel-sel punca pluripoten teriduksi) bisa menjadi kendaraan luar biasa untuk memperbaiki infertilitas yang disebabkan oleh cacat genetik sebelum diferensiasi menjadi serupa sel benih."

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

15 hari lalu

Secara spesifikasi, Kia Ray dibekali baterai lithium-iron-phosphate (LFP) 35,2 kilowatt-jam. (Foto: Kia)
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.