TEMPO.CO, Sleman - Juru Bicara Rumah Sakit Mata Dr Yap Yogyakarta Khrisna Prima Atmaji mengingatkan risiko fatal melihat gerhana matahari secara langsung. Paparan sinar matahari saat gerhana bisa mengancam kerusakan retina mata. "Daya rusaknya sama dengan sinar matahari di hari biasa," kata Khrisna kepada Tempo, Senin, 7 Maret 2016.
Menurut Khrisna, banyak orang mampu bertahan lama menatap matahari di saat gerhana ketimbang pada hari biasa. Sebabnya, sinar matahari lebih redup. "Tapi, daya rusak radiasi sinarnya tetap besar ke retina," kata dia.
Dokter spesialis retina RS Dr Yap Yogyakarta Muhammad Bayu Sasongko menjelaskan radiasi sinar matahari bisa menstimulasi reaksi fotokimia yang merusak retina. Kerusakan bisa terjadi pada makula, yakni bagian retina yang berperan sentral untuk penglihatan. "Kerusakannya permanen dan bisa terjadi tanpa rasa sakit pada mata," kata Bayu.
Karena itu, Bayu merekomendasikan sejumlah cara aman untuk menikmati proses gerhana matahari. Cara teraman, kata dia, ialah melihatnya secara tidak langsung lewat televisi atau rekaman kamera. "Atau teleskop yang merefleksikan proses terjadinya gerhana ke layar lain yang bisa dilihat mata," katanya.
Selain teleskop, kata Bayu, melihat gerhana matahari bisa melalui kamera lubang jarum. Kamera tersebut dibuat secara sederhana dari dua kertas. Satu kertas, yang menempel ke mata dilubangi dengan lingkaran kecil bagian tengahnya, dan kertas lain di belakangnya dibiarkan utuh. "Tapi, juga jangan lama-lama," ujar dia.
Cara melihat gerhana matahari secara aman lainnya adalah dengan teleskop atau kamera yang dilengkapi filter khusus dengan kandungan aluminium chrom. Filter itu berupa klise hitam putih yang sudah lama terpapar sinar matahari sehingga menyimpan aluminium dalam kadar tinggi.
Alat aman terakhir, menurut Bayu ialah kaca mata Welder Nomor 14. Kaca mata ini biasa dipakai oleh para tukang las untuk berlindung dari paparan sinar percikan api saat bekerja. Akan tetapi, dia tidak merekomendasikan melihat gerhana matahari selama lebih dari semenit dan berulang-ulang dengan alat ini.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM