TEMPO.CO, Washington, DC - Kongres Amerika meminta pimpinan Angkatan Udara melakukan pengkajian untuk memulai kembali produksi F-22 Raptor, setelah lima tahun lalu ditutup.
Dalam kajian Undang-Undang Otorisasi Pertahanan 2017, Kongres meminta para pemimpin Angkatan Udara melihat berbagai hal yang diperlukan dalam membangun 194 Raptor baru guna memenuhi kebutuhan jangka panjang 381 jet Angkatan Udara.
Hal ini muncul di tengah meningkatnya masalah yang mendera program F-35. Baru-baru ini, jet itu mengalami masalah dalam otak elektroniknya.
Anggota Kongres, Mac Thornberry, mengatakan dunia telah berubah sejak 2009, ketika Menteri Pertahanan Robert Gates menghentikan program F-22 sampai 187 pesawat untuk menggandakan F-35 Joint Strike Fighter.
"Kami telah melihat Rusia dan Cina mengembangkan pesawat terbang lebih cepat daripada yang diantisipasi,” ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Letnan Jenderal James Holmes kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat dalam rapat pada 8 Maret 2016.
Sebelumnya, dua jet tempur AS terbang ke Rumania pada Senin, 25 April 2016, untuk menunjukkan kekuatannya mencegah intervensi Rusia di Ukraina.
Jet tempur F-22 Raptor, dengan sensor canggih, memungkinkan pilot melacak, mengidentifikasi, menembak, dan menghancurkan ancaman udara ke udara sebelum terdeteksi mendarat di pangkalan udara Mihail Kogalniceanu di Rumania tenggara.
DAILYMAIL | ERWIN Z
Pesawat F-35