TEMPO.CO, Garching - Para astronom telah menemukan komet tak berekor pertama. Komposisi komet itu dapat menawarkan petunjuk tentang pembentukan dan evolusi tata surya. Temuan itu dilaporkan lewat penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Advances Science, Jumat, 29 April 2016.
Komet aneh itu dijuluki "Manx". Nama itu diambil dari ras kucing tak berekor.
Komet Manx terbuat dari material batu yang biasanya ditemukan dekat bumi. Sebagian besar komet umumnya terbuat dari es dan senyawa beku lain yang terbentuk di wilayah luar tata surya yang dingin.
Para peneliti yakin komet yang baru ditemukan itu terbentuk di kawasan yang sama dengan bumi. Komet itu terlempar ke arah belakang tata surya seperti dilontarkan oleh katapel gravitasi ketika planet-planet begerak mencari posisi.
Para ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu sekarang berusaha untuk mempelajari ada berapa banyak komet Manx di luar sana. Penemuan itu diharapkan bisa membantu menyelesaikan perdebatan bagaimana persis dan kapan sistem surya memiliki konfigurasi seperti yang kita kenal sekarang.
"Tergantung berapa banyak yang ditemukan, kita akan tahu apakah planet raksasa menari-nari di sekitar tata surya ketika mereka masih muda, atau mereka tumbuh dengan tenang tanpa banyak bergerak," kata Olivier Hainaut, astronom dari European Southern Observatory di Jerman.
Komet baru yang diklasifikasikan sebagai C/2014 S3 itu, ditemukan pada 2014 oleh Panoramic Survey Telescope dan Rapid Response System, atau Pan-STARRS. Jaringan teleskop ini menjelajahi langit malam untuk mencari komet yang bergerak cepat, asteroid dan benda langit lainnya.
Biasanya komet yang datang dari kawasan yang sama dengan Manx akan memiliki ekor terang ketika mereka mendekati matahari. Ekor itu adalah hasil penguapan es dari tubuh komet dan kemilau di bawah sinar matahari yang dipantulkan.
Tapi C/2014 S3 gelap dan hampir tak berekor ketika ditemukan pada jarak dua kali lebih jauh dari jarak matahari ke bumi.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa alih-alih es yang biasanya ditemukan di komet, material komet yang terkandung pada Manx mirip dengan bahan asteroid batu yang berada di sabuk antara Mars dan Jupiter.
"Kemunculan C/2014 S3 yang masih murni mengindikasikan bahwa komet itu telah membeku di dalam sistem surya untuk waktu yang lama," kata astronom di Universitas Hawaii Karen Meech, yang terlibat dalam penemuan komet.
"Penemuan komet sejenis Manx dapat membantu para ilmuwan memperbaiki pemodelan komputer yang digunakan untuk mensimulasikan pembentukan tata surya," kata Meech.
REUTERS | AKMAL IHSAN HARIS (MAGANG)