Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Leher Panjang Jerapah Menarik Minat Para Peneliti

image-gnews
Sepasang jerapah yang diberi nama Dirgah dan Ayuri70 dari Taronga Zoo Sydney, saat berada di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, 18 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
Sepasang jerapah yang diberi nama Dirgah dan Ayuri70 dari Taronga Zoo Sydney, saat berada di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, 18 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan merunut genom jerapah untuk pertama kalinya, mengungkap ciri-ciri yang membantu menjelaskan bagaimana binatang tertinggi di Bumi itu bisa memiliki leher sangat panjang.

Menjadi jerapah tidak mudah. Guna memompa darah dua meter ke atas dari dada ke otak membutuhkan jantung turbo dan tekanan darah dua kali lebih besar dari mamalia normal.

Jerapah juga butuh katup pengaman khusus supaya mereka bisa membungkuk untuk minum dan menegakkan lagi kepala mereka tanpa pingsan.

Wujud unik binatang itu sudah lama menjadi teka-teki bagi para ahli biologi, termasuk Charles Darwin.

Sekarang, dengan membandingkan genom jerapah dengan kerabat terdekatnya, okapi yang berleher pendek, para ilmuwan membongkar bagian dari teka-teki itu dengan menunjuk perubahan-perubahan kecil pada sejumlah kecil gen yang bertanggung jawab dalam pengaturan bentuk tubuh dan sirkulasi.

Ini menunjukkan perkembangan leher panjang dan jantung kuat berjalan bergandengan dipicu oleh relatif sedikit perubahan genetik.

"Ada banyak teori tentang bagaimana leher jerapah memanjang tapi tampaknya perkembangan sistem kardiovaskular berkembang paralel dengan perkembangan sistem rangka," kata Morris Agaba dari African Institute for Science and Technology di Tanzania seperti dilansir kantor berita Reuters.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia dan koleganya menerbitkan temuan mereka di jurnal Nature Communications pada Selasa.

Penguraian faktor-faktor genetik di balik sistem kardiovaskular luar biasa jerapah juga bisa mengandung pelajaran untuk kesehatan manusia, karena binatang itu tampaknya terhindar dari kerusakan organ yang sering ditemukan pada orang-orang dengan tekanan darah tinggi.

Ide yang tampaknya berbukti bahwa leher panjang jerapah itu terjadi guna mencapai persediaan makanan yang semakin tinggi sudah ditentang dalam 20 tahun terakhir, dengan hipotesis bahwa itu sebenarnya karena seleksi seksual dan kompetisi di antara para pejantan petarung untuk mendapat pasangan.

Tidak seperti burung berleher panjang, yang memiliki tulang belakang tambahan, jerapah memiliki tujuh tulang belakang yang sama dengan yang ditemukan pada semua mamalia, meski milik mereka jauh lebih panjang.

ANTARA

Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Ditusuk Gagang Cangkul: Ini 3 Setan Pemicunya
Karyawati Diperkosa & Dibunuh: 31 Adegan, Pelaku Sempat Bercumbu

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

19 hari lalu

Secara spesifikasi, Kia Ray dibekali baterai lithium-iron-phosphate (LFP) 35,2 kilowatt-jam. (Foto: Kia)
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.