TEMPO.CO, Ulm - Kelelawar mungkin merupakan hewan yang memiliki banyak kesamaan dengan versi fiksinya, Batman. Keduanya mampu menggabungkan keahlian dalam pekerjaan dengan kemampuan menggaet banyak pasangan.
Ini bukan hanya dugaan. Sebuah penelitian mengungkap bahwa sonar ekolokasi kelelawar—yang terutama digunakan untuk memandu arah dan mencari makan—juga berisi informasi tentang seks.
"Ekolokasi membantu kelelawar menggaet dan menjaga pasangannya," kata Mirjam Knörnschild, pemimpin penelitian dari Institute of Experimental Ecology, University of Ulm, Jerman.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B ini membantu mengenali kelelawar jantan tertentu yang memiliki lebih banyak gandengan ketimbang pejantan lainnya dalam satu kelompok.
Kelelawar kantong bersayap besar (Saccopteryx bilineata) menjadi fokus penelitian ini. "Kelelawar jantan selalu merayu kelelawar betina setiap kali ada kesempatan," ujar Knörnschild.
Dalam penelitian, ia dan timnya menemukan bahwa sonar ekolokasi berisi informasi sosial tentang kelelawar yang memancarkannya. Informasi itu mencakup identitas spesies, umur, jenis kelamin, afiliasi kelompok, dan informasi spesifik lainnya tentang individu kelelawar.
Pancaran sonar sangat berguna bagi kelelawar jantan untuk membedakan mana kelelawar betina yang sedang diincar dan pejantan lain yang menjadi saingannya. Bagi individu betina, pancaran sonar memudahkan mereka mengenali pejantan mana yang melontarkan sapaan yang lebih ramah.
Ini merupakan hal baru. Sebab, sebelumnya sonar diketahui hanya menjadi semacam cara kelelawar melihat dengan suara. Mamalia terbang ini memanfaatkan sonar untuk mendeteksi rintangan dan menemukan jalan ketika mereka terbang dalam kegelapan.
Sonar juga membantu kelelawar menemukan makanan. "Sekarang diketahui bahwa sonar kelelawar adalah sistem serbaguna yang berfungsi ganda, yakni memfasilitasi penerbangan dan komunikasi sosial pada umumnya," ujar Knörnschild.
PROCEEDING OF THE ROYAL SOCIETY B | AMRI MAHBUB