TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Negeri Semarang (Unnes) siap mengembangkan mobil ramah lingkungan versi 2.500 cc dengan bahan bakar biodiesel. Pengembangan mobil ramah lingkungan ini dibiayai Kementerian Pendidikan Tinggi dan produsen Viar Motor.
“Kita merancang engine biodiesel 40 persen,” kata peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Widya Ariayadi, Senin, 6 Juni 2016.
Ia menyatakan latar belakang menciptakan mobil itu karena kebijakan penggunaan biodiesel oleh pemerintah terhambat kondisi mesin yang tak cocok dengan bahan bakar bio diesel. “Makanya kami mencoba engine menggunakan biodiesel 40,” ujar Ariayadi.
Penelitian itu didukung pasokan engine dari mitra Viar di Cina yang hendak dimodifikasi agar mampu menggunakan biodiesel hingga 40. Sebelumnya, Unnes mampu menciptakan mesin biodiesel kapasitas 1.000 cc. Mobil jenis pikap yang itu telah dirancang Viar sebagai desainer bodi.
Mobil ramah lingkungan 1.000 cc itu dirancang sebagai kendaraan pedesaan sejak empat tahun lalu. “Desain awal pikap itu jelas lolos Uero 2,” katanya.
Sebelumnya, Manajer Riset Dan Pengembangan PT Triangle Motorindo Heru Sugiantoro mengatakan mobil bernama Kaum menggunakan mesin berkapasitas 1.000 cc meluncur dengan model pikap atau bak terbuka.
Menurut Heru, mobil ini cocok untuk angkutan pedesaan terutama hasil pertanian. "Kami mengincar pedesaan karena jika membuat mobil kota akan menambah masalah kemacetan," ujarnya.
Menurut Heru, produksi Kaum dibantu sejumlah perusahaan onderdil dan karoseri di Jawa Tengah. Perajin logam ini bahkan bisa membuat mesin dan beragam aksesori mobil dengan teknik pengecoran.
Soal karoseri juga perkara mudah, mengingat banyak perusahaan pembuat badan mobil dan bus skala nasional yang bermarkas di Jawa Tengah.
EDI FAISOL