TEMPO.CO, Durham - Para ahli telah menemukan bahwa lumba-lumba, burung beo, dan kakaktua memiliki kemampuan menyanyi. Sebuah riset menunjukkan bahwa mencit—kerabat dari tikus—juga pandai menyanyi.
Hewan ini mampu menyanyikan melodi ultrasonik yang melengking di atas suara sopran. Nyanyian mencit berbeda dengan suara berderit yang biasa mereka keluarkan. "Mereka juga belajar melodi-melodi baru satu sama lain," kata Erich Jarvis, pakar neurobiologi di Duke University, Amerika Serikat.
Penelitian ini menggulingkan asumsi yang bercokol selama setengah abad bahwa suara mencit hanyalah bawaan. Hipotesis lama juga menyebutkan mencit tidak memiliki sistem vokal dasar untuk mengendalikan pita suara mereka dan mempelajari lagu-lagu baru.
"Otak dan perilaku mencit untuk komunikasi vokal tidak begitu primitif," kata Jarvis. Hasil penelitian menunjukkan ada lebih banyak kesamaan antara komunikasi vokal mencit dan manusia ketimbang simpanse—kerabat dekat manusia.
Jarvis menuturkan vokalisasi umumnya berasal dari proses yang terkoordinasi antara korteks motor otak, bagian otak yang mengontrol otot, dan pita suara dalam laring. Penelitian Jarvis dan koleganya menemukan adanya hubungan tidak langsung di antara kedua bagian tubuh itu pada mencit. Namun hubungan tersebut justru absen pada simpanse dan monyet.
Temuan ini sangat penting bagi penanganan gangguan bicara pada manusia, seperti yang ditemukan pada penderita autisme. "Rekayasa genetika pada mencit diharapkan bisa digunakan untuk menyembuhkan gangguan tersebut," ujarnya.
Namun peneliti lain tidak setuju dengan anggapan bahwa mencit bersuara tenor benar-benar belajar menaikkan nada untuk mencapai level suara di atasnya. "Konvergensi nada suara mencit mungkin efek samping dari sedikitnya jumlah mencit percobaan," kata Kurt Hammerschmidt, ilmuwan senior di Pusat Primata Jerman di Goettingen.
Jarvis berencana meneliti gen yang berperan dalam proses bersuara mencit. Ia ingin menggali lebih jauh jalinan otak mencit untuk menentukan tingkat kemiripannya dengan otak manusia dan burung penyanyi.
Dari penelitian lanjutan itu, ia mencoba merekayasa mencit dengan kemampuan suara menyerupai manusia atau burung penyanyi. "Akankah kita mendapatkan mencit yang pandai meniru suara seperti burung penyanyi?" Jarvis mengatakan.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB