TEMPO.CO, Jakarta - Sistem kereta bawah tanah atau subway Metro di kota Santiago, Chile akan menggunakan tenaga matahari untuk menggerakkan kereta. Rencana pengalihan sumber bahan bakar ini akan dilaksanakan pada tahun 2017.
Fast Company perusahaan pengelola kereta bawah tanah menjelaskan Santiago Metro akan menjadi yang pertama di dunia dalam memanfaatkan energi terbarukan untuk menggerakkan kereta.
Energi matahari ini akan digunakan untuk menggerakkan kereta ke 108 pemberhentian sepanjang jalur 102 kilometer, seperti dilansir Engadget.com, Selasa 7 Juni 2016.
Negara Chile memiliki keistimewaan dalan kaitan tenaga surya. Negara ini memiliki keuntungan menjadi salah satu tempat tercerah di Bumi. Dengan tenaga matahari di negara tersebut, solar panel akan menghasilkan tenaga listrik di pabrik sebesar 100-megawatt yang berasal dari tepi Gurun Atacama, sebuah gurun berjarak 643 kilometer dari Santiago.
Untuk mencapai tujuan ini, tahun depan matahari akan menyediakan 60 persen dari energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan kereta yang biasa mengangkut 2,5 juta penumpang tiap hari.
Sedangkan 18 persen energi lainnya akan berasal dari ladang angin atau pembangkit listrik tenaga angin yang berada tak jauh dari lokasi panel matahari.
Panel matahari di Gurun Atacama dibangun oleh perusahaan asal California, SunPower menggunakan modul panel rendah biaya.
Kunci perbedaan sistem yang berjalan di Santiago dan kota-kota lainnya adalah koneksi tenaga langsung yang akan ditransimisikan ke sistem kereta bawah tanah. Transmisi ini tanpa melalui satu jaringan listrik utama di kota.
SunPower juga menggunakan robot spesial yang mampu membersihkan panel surya dari kemungkinan debu gurun yang mengganggu proses penangkapan sinar matahari.
ENGADGET | MAYA NAWANGWULAN