TEMPO.CO, Los Angeles - Ciri umum makhluk hidup saat tidur adalah pasif. Tubuhnya tak banyak bergerak.
Namun ciri umum ini tak berlaku bagi hewan. Sebab, hewan memiliki cara dan waktu tidur berbeda-beda. Contohnya, ada beberapa burung yang masih bisa terbang saat tidur karena hanya mengistirahatkan setengah otaknya.
Jerome Siegel, Direktur Center for Sleep Research di UCLA, California, Amerika Serikat, mengatakan hewan yang tidur tak melulu sepenuhnya tak beraktivitas. “Tidur adalah cara hewan untuk lebih efisien,” kata Siegel.
Beberapa hewan tidur lebih lama daripada hewan lain. Siegel mengatakan hal itu bergantung pada waktu yang dibutuhkan hewan untuk makan. Hewan yang mengkonsumsi makanan dengan kepadatan kalori rendah akan tidur lebih sebentar.
Herbivora, hewan pemakan tumbuhan, tidur lebih sebentar ketimbang karnivora, hewan pemakan daging. Salah satu hewan herbivora adalah jerapah. Di alam liar, jerapah hanya memerlukan waktu tidur 5-30 menit per hari.
Sedikitnya waktu tidur jerapah juga digunakan sebagai pertahanan diri. Waktu tidur yang sebentar pada hewan yang rentan diserang pemangsa akan meningkatkan kewaspadaan mereka. Sebaliknya, predator atau pemangsa diduga butuh lebih sedikit waktu untuk waspada, terutama dalam kumpulan sosialnya.
Singa, misalnya, terkenal akan kebiasaannya bersantai sepanjang hari. Waktu tidurnya 10-15 jam per hari. Waktu tidur sepanjang itu tak dilakukan sekaligus. Singa disebut binatang cathemeral. Sebutan itu diberikan untuk organisme yang memiliki interval sporadis dan acak dalam aktivitasnya.
Aktivitas yang dimaksudkan adalah saat mencari makanan, bersosialisasi dengan organisme lain, dan melakukan kegiatan lain yang diperlukan sebagai mata pencaharian. Siegel mengatakan singa melakukan ini agar tak melewatkan waktu makannya. “Hewan lapar akan tidur lebih sebentar jika makanannya tersedia, begitu juga sebaliknya,” ujar Siegel.
BBC | TRI ARTINING PUTRI