TEMPO.CO, Washington - Dari lubang gigi manusia Neandertal berumur 40 ribu tahun, para ilmuwan dari George Washington University dan Smithsonian Institution menemukan bukti untuk menepis teori bahwa lenyapnya manusia purba itu disebabkan oleh pola makan yang tak seimbang, hanya makan daging dan tidak bervariasi.
Sisa makanan yang terperangkap dalam lubang gigi manusia gua itu berasal dari tumbuhan dan mengandung butiran tepung, sehingga mereka yakin Neandertal mengonsumsi beragam jenis tumbuhan, termasuk memasak biji-bijian, mirip apa yang dilakukan manusia modern pertama.
"Neandertal kerap digambarkan sebagai manusia yang sangat terbelakang dan primitif," kata Amanda Henry, peneliti utama studi itu dari George Washington University. "Kini kami mulai memahami bahwa mereka memiliki perilaku dan teknologi yang cukup maju."
Penemuan butiran zat pati dalam lubang gigi manusia Neandertal itu menyediakan bukti langsung bahwa mereka membuat pilihan makanan yang rumit dan dipersiapkan dengan baik. Manusia purba itu juga mengonsumsi beragam tumbuhan kaya nutrisi, seperti kurma, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Hingga saat ini para ahli antropologi berhipotesis bahwa manusia Neandertal tersaingi oleh manusia modern pertama karena pola makan mereka yang primitif dan tak seimbang. Beberapa ahli di antaranya bahkan berpendapat pola makan manusia Neandertal terspesialisasi untuk makan daging. Karena itu, ketika terjadi perubahan iklim besar, manusia Neandertal kalah bersaing oleh manusia pertama yang mengonsumsi berbagai tumbuhan pangan di sekitarnya.
Butiran zat pati yang ditemukan dalam lubang gigi manusia Neandertal dari Gua Shanidar di Irak dan Gua Spy di Belgia menunjukkan hal berbeda. Zat pati umumnya dijumpai dalam bahan makanan manusia. Namun baru studi ini yang pertama kali mengungkapkan bahwa butiran zat tepung itu dapat terawetkan dalam fosil gigi. "Neandertal dan manusia pertama tidak pergi ke dokter gigi," kata Alison Brooks, dosen antropologi dan hubungan internasional yang terlibat dalam studi itu. "Karena itulah lubang atau tartar tertinggal dalam gigi mereka, mengawetkan sisa tumbuhan dalam makanan mereka."
SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB