TEMPO.CO, Miami - Juno, sebuah pesawat luar angkasa tak berawak milik Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), kini tengah bergerak menuju ke arah planet Yupiter dalam misi senilai US $ 1,1 miliar (Rp 14,4 triliun) untuk mengelilingi planet terbesar dalam tata surya itu serta menjelaskan asal usulnya.
Mulai Senin malam, 4 Juli, hingga Selasa, 5 Juli, kendaraan bertenaga surya dengan ukuran seluas lapangan basket profesional itu akan terbenam ke dalam atmosfer beracun Yupiter untuk memulai pengorbitan selama hampir dua tahun. Juno akan mempelajari Yupiter secara intensif, mengintip jauh ke dalam gas raksasa itu untuk membantu para peneliti lebih memahami bagaimana planet itu terbentuk dan berevolusi.
Selama orbit ini, Juno akan menggunakan sembilan instrumen ilmu pengetahuan untuk memetakan medan magnet, medan gravitasi dan struktur internal Yupiter. Pengukuran ini harus mengungkapkan apakah Yupiter memiliki inti batu, informasi kunci untuk memahami bagaimana dan kapan planet besar itu terbentuk.
Yupiter adalah planet kelima dari matahari. Atmosfernya terdiri dari hidrogen dan helium serta zat padat dengan terlalu banyak radiasi hingga lebih 1.000 kali lipat tingkat fatal bagi manusia. Planet raksasa yang dipenuhi gas itu juga diselubungi medan magnetik paling kuat dalam sistem surya.
"Yupiter itu seumpama planet yang tergantung pada steroid. Segala sesuatu tentangnya amat ekstrem," kata peneliti utama Juno, Scott Bolton, dari Institut Penelitian Barat Daya di San Antonio, Texas.
Yupiter terkenal karena 'Great Red Spot', yang sebenarnya merupakan badai raksasa, lebih besar dibandingkan Bumi yang bergelora selama beratus tahun. Planet itu terdiri dari amonia dan air yang tampak sebagai pusaran berwarna merah, cokelat dan krem.
Bolton menambahkan bahwa dia kini sangat senang dan bercampur tegang. Meskipun secara keseluruhan pesawat tersebut adalah robotika, namun Bolton mengakui minggu ini akan sangat menegangkan karena tidak sabar menunggu aksesinya ke dalam orbit, lima tahun setelah diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida.
Juno diambil dari nama isteri Yupiter, raja para dewa dalam mitologi Romawi. Dalam kisahnya Dewi Juno bisa melihat melalui awan yang dibuat Yupiter untuk menyembunyikan kesalahannya. Sama seperti kisah tersebut, pesawat ruang angkasa itu akan mengintip melalui atmosfer tebal Yupiter untuk mendapatkan kebenaran yang tersembunyi di dalamnya.
NBC NEWS|CNN|YON DEMA