Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelompok Kandang Udan Manfaatkan Air Hujan untuk Konsumsi  

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
REUTERS/Romeo Ranoco
REUTERS/Romeo Ranoco
Iklan

TEMPO.COYogyakarta - Air hujan yang berlimpah di musim hujan dan kemarau basah biasanya hanya terbuang sia-sia karena masyarakat menggunakan air sumur atau berlangganan air untuk dikonsumsi. Di tangan kelompok Kandang Udan, air hujan ditampung secara sederhana dan dielektrolisis untuk langsung diminum atau dimanfaatkan buat konsumsi. Biayanya pun sangat murah, hanya Rp 150 ribuan sudah bisa mendapatkan air dengan ph yang tinggi.

"Biar air hujan tidak sia-sia terbuang, ditampung dan layak konsumsi, tidak hanya untuk mandi," kata Sunarno, Ketua Kandang Udan, Jatinom, Klaten, saat menggelar alat di Royal Ambarrukmo Yogyakarta dalam acara Konferensi Nasional Health Promoting Hospital, Rabu, 3 Agustus 2016.

Ia menjelaskan, air hujan ditampung dengan bak kecil ataupun besar atau paralon ukuran besar. Sebelum masuk ke penampungan, air diberi filter kain. Dari bak penampung itu, air dimasukkan ke dua penampung plastik, seperti stoples, yang berhubungan. Dua stoples itu dialiri listrik dengan charger yang mengubah aliran listrik AC menjadi DC.

Kabel plus dialirkan dengan elemen atau kumparan dari bahan stainless. Dalam stoples itu, air menjadi air asam. Sedangkan stoples yang dialiri kabel listrik minus menjadi air basa yang siap diminum. "Kedua stoples itu berhubungan dengan filter kapas," katanya.

Air yang bersifat basa inilah yang disebut air alkali, yang ph-nya tinggi. Berdasarkan uji laboratorium, air hujan yang sudah dielektrolisis tidak berasa dan tidak berwarna. Ph-nya mencapai 8-9 (alkali).

Sedangkan air yang bersifat asam bisa digunakan untuk pengganti obat luka luar, seperti luka akibat tergores atau luka akibat terjatuh.  "Asamnya bisa menjadi pengganti obat luar. Luka akan cepat kering jika diberi air ini," kata Tommy Sukarto, aktivis Kandang Udan, Yogyakarta. 

Untuk penampung air hujan, selain berbahan plastik, seperti ember dan stoples, bisa digunakan paralon ukuran besar. Bahkan paralon penampung itu bisa dijadikan meja. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Air paralon itu bisa langsung dielektrolisis dan siap diminum. Setelah dielektrolisis selama 1 jam hingga seterusnya, air bisa langsung diminum. 

Tidak perlu dengan alat mahal buatan Jepang yang harga mencapai Rp 50 jutaan. Dengan biaya murah, masyarakat bisa mendapatkan air yang ph-nya tinggi dan sangat bermanfaat untuk kesehatan. 

Menurut dia, air hujan memiliki 0-25 ppm. Semakin tinggi ppm-nya, semakin tidak bagus untuk diminum. Air dari perusahan air minum, misalnya, memiliki 250 ppm. Ambang batas satuan ppm-nya 500. "Di atas itu, sudah beracun. Kalau air hujan kena petir, sama saja air sudah dielektrolisis," tuturnya.

Ia mengajak masyarakat menampung air hujan supaya tidak sia-sia. Air yang bersifat asam pun, selain untuk obat luka, bagus untuk tanaman.

MUH SYAIFULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri peringatan Hari Konstitusi yang digear di gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Minggu, 18 Agustus 2019.(dok MPR RI)
JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.


Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Pencapaian Sains Sepanjang 2016
Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.


Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Jamin Akan Lindungi KPK
Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.


Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Pemandangan matahari terbenam di perairan Labuan Bajo, 1 Mei 2017. Labuan Bajo disebut sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten


Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Ilustrasi suplemen minyak ikan. taylorhooton.org
Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.


Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Dua petugas Direktorat Lalulintas akan menderek mobil Mercedes Benz yang menabrak mobil Innova di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/8). Kecelakaan terjadi akibat supir mengantuk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.


Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Nelayan menunjukkan tangki penampungan yang berisi hasil tangkapan ikan di sekitar kawasan Teluk Jakarta di pemukiman nelayan Muara Angke, Jakarta, 19 April 2016. Menurut Ahok, kerang ikan di sekitar Muara Angke memiliki kandungan logam berat. TEMPO/Subekti.
Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.


Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Ilustrasi toilet umum. shutterstock.com
Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.


Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Ilustrasi air bersih. sndimg.com
Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.


Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Instalasi sistem pencahayaan terbaru berbasis LED (Light Emitting Diode) di Monas yang diselanggarakan PT.Philips Indonesia dengan tajuk
Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .