TEMPO.CO, Malang -- Lima mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya Malang menciptakan obat terapi untuk penderita stroke berbahan baku alga coklat (Phaeophyta). Alga coklat selama ini menjadi tanaman penganggu dan sering diabaikan. Tanaman ini tumbuh di tepi pantai, dan menempel di bebatuan.
Kelima mahasiswa Ridlo Ruditya Putra, Erna Nur Fitria, Ria Sherliana, Dhanang Puruhita, dan Edvin Prawira Negara tengah meneliti berjudul Post Ischemic Stroke Development- Acceleration and Regeneration Therapy¸ Alga coklat memiliki kandungan fukoidan sebanyak sepuluh persen. "Fukoida mampu mengembalikan fungsi otak penderita stroke," kata Erna, Senin 8 Agustus 2016.
Sedangkan selama ini terapi pemulihan pasca stroke dianggap kurang efektif lantaran tak bisa mengembalikan fungsi otak. Bahkan cenderung membahayakan jiwa konsumen. Terapi, katanya, selama ini hanya dijalankan untuk menunda gejala. Seperti terapi hipotermia dianggap membahayakan pasien karena terjadi perubahan suhu secara ekstrim sehingga bisa merusak tubuh.
"Sedangkan terapi sel punca harus melalui operasi dan membutuhkan biaya yang banyak," kata Erna. Cara pembuatannya, alga coklat dikeringkan untuk diambil ekstrak fukoidan. Lantas diolah menjadi cairan yang diteteskan ke mulut pasien. Cairan fukoidan berfungsi meregenerasi sel-sel yang rusak sehingga diharapkan bisa memulihkan kembali fungsi organ tubuh pasien stroke.
"Prosesnya tak menyakiti tubuh pasien, tanpa operasi," kata Dhanang. Saat ini, telah diuji dilaboratorium menggunakan tikus yang dibuat stroke. Hasilnya positif, dalam jangka dua hari sampai sepekan tikus kembali berjalan normal. Untuk diterapkan ke manusia, katanya, harus melalui penelitian lebih lanjut. Serta pengujian keamanan bagi tubuh manusia.
EKO WIDIANTO