TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan mahasiswa doktor filosofi Oxford, Lucy King, memberi solusi untuk menjawab keluhan petani Afrika dari serangan gajah.
Perempuan yang tengah menyusun proyek untuk menyelamatkan gajah itu menyarankan para petani membuat pagar dengan sesuatu yang ditakuti gajah, yaitu lebah.
Di Afrika, gajah menjadi musuh utama para petani. Sebab, gajah Afrika sering memakan jagung, kacang-kacangan, serta ubi kayu yang ditanam. Gajah juga sering menginjak-injak tanaman hingga rusak dan tak bisa dipanen.
Kelakuan gajah yang suka makan hasil tani penduduk itu membahayakan populasinya. Sebab, masyarakat yang geram mulai menembaki dan meracuni gajah-gajah yang hidup bersama mereka.
Lucy King ingin menyelamatkan kehidupan petani dan gajah dengan solusi yang cerdas. Dia memanfaatkan pengetahuan bahwa hewan mamalia darat terbesar itu tak suka dengan lebah. Ia pun mensosialisasi kepada petani di Kenya utara untuk mulai membuat pagar lebah di sekeliling lahan pertaniannya.
"Pagar sarang lebah terdiri atas sarang yang saling berkaitan dan 'boneka' sarang lebah tergantung 10 meter terpisah terkait dengan kawat pagar itu. Jika terganggu, seluruh pagar kawat akan berayun dan membuat lebah ke luar," kata King, seperti dilansir CNN, Jumat, 12 Agustus 2016. Ia berujar, sebanyak 12-15 sarang bisa mengelilingi 1,5-2 hektare lahan pertanian.
Dalam penelitiannya, King menuturkan 94 persen gajah akan menjauh ketika mendengar suara lebah. Menurut dia, pagar lebah sebagai “listrik alami” itu adalah solusi yang sangat hemat biaya dan efisien.
Menurut King, gajah bisa memancarkan frekuensi rendah gemuruh infrasonik yang bisa memperingatkan gajah lain untuk mundur ketika mendengar suara lebah. Gajah juga merupakan hewan yang memiliki ingatan tajam.
Ia berkeyakinan, tingkat keberhasilan proyek ini bisa mencapai 80 persen. "Setelah mereka tahu ada sarang lebah aktif di pertanian, kami menduga mereka ingat dan akan menghindarinya pada masa mendatang," ujarnya.
CNN | MAYA AYU PUSPITASARI