TEMPO.CO, Surabaya - Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meraih penghargaan internasional berkat penelitian paving dari bahan limbah batu bara. Dosen Jurusan Teknik Sipil, Januarti Jaya Ekaputri, sempat memamerkan karyanya selama beberapa pekan dalam Japan Design and Invention Expo 2016 di Jepang, akhir Agustus lalu.
"Ini sebenarnya bukan sebuah kompetisi, lebih tepatnya sebuah penghargaan dari inovasi yang kami usulkan," kata perempuan yang akrab disapa Yani itu melalui siaran pers, Senin, 5 September 2016.
Dalam pameran inovasi dan desain di Jepang tersebut, ia memaparkan manfaat baru limbah batu bara di bidang teknik bangunan. Limbah batu bara bisa digunakan menjadi salah satu bahan dalam membuat paving non-portland cement.
Penelitian Geopav Non-Portland Paving Block atau paving dari bahan limbah batu bara itu pun telah dipatenkan. "Patennya dipegang Rektor ITS, yakni Prof Joni Hermana," tuturnya.
Lolos ke Jepang, bagi dosen kelahiran tanah Papua itu, tak mudah. "Mengadakan event di Tokyo itu mahal, jadi kami harus melewati seleksi administrasi lebih dulu," ucapnya.
Berkat inovasinya, ia meraih penghargaan emas pada event yang diselenggarakan oleh World Invention Intellectual Property Association (WIIPA) tersebut. Yani mengalahkan ratusan peserta lain dari berbagai negara di seluruh dunia yang telah diseleksi, antara lain Rumania, Inggris, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Korea, Polandia, dan Cina.
Japan Design and Invention Expo diikuti pelajar tingkat SMP hingga peneliti umum dari seluruh dunia. Cina menjadi negara yang memegang nilai tertinggi dalam pameran itu. "Ini suatu kebanggaan tersendiri bisa mewakili Indonesia dalam acara bergengsi ini hingga meraih penghargaan emas," katanya.
ARTIKA RACHMI FARMITA