Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gorila Timur Masuk Daftar Spesies Kritis

image-gnews
Seekor bayi gorila yang baru saja lahir tidur di dalam pelukan induknya dalam Kebun Binatang Praha di Republik Ceko, 24 April 2016. Shinda yang merupakan induk dari bayi gorila ini merupakan jenis gorila dataran rendah barat (western lowland gorila). REUTERS/David W Cerny
Seekor bayi gorila yang baru saja lahir tidur di dalam pelukan induknya dalam Kebun Binatang Praha di Republik Ceko, 24 April 2016. Shinda yang merupakan induk dari bayi gorila ini merupakan jenis gorila dataran rendah barat (western lowland gorila). REUTERS/David W Cerny
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya (IUCN) memasukkan gorila timur (Gorilla beringei) ke dalam kategori hewan kritis. Populasinya primata terbesar yang sebelumnya digolongkan spesies terancam ini mengalami penyusutan lebih dari 70 persen hanya dalam dua dekade.

Status kritis menunjukkan gorila timur itu hanya tinggal “selangkah” lagi masuk ke barisan hewan yang punah. Laporan yang disampaikan dalam Kongres Konservasi Dunia di Hawaii, 4 September, menyebutkan perburuan ilegal menjadi penyebab populasi gorila timur merosot tajam. Populasi gorila yang memiliki dua subspesies itu kini diperkirakan kurang dari  lima ribu ekor.

Inger Andersen, Direktur Jenderal IUCN, mengatakan pembaruan status hewan dalam Daftar Merah IUCN menunjukkan krisis kepunahan global meningkat. “Mengetahui bahwa gorila timur, salah satu kerabat terdekat manusia, sedang menuju kepunahan adalah hal yang sangat menyedihkan,” ujarnya seperti ditulis laman IUCN.

Penurunan populasi Gorila Grauer (G. b. graueri), salah satu subspesies gorila timur, diperkirakan mencapai 77 persen sejak 1994. Jumlahnya menyusut dari 16.900 ekor hingga tinggal sekitar 3.800 pada 2015.

Kondisi sepupunya, gorila gunung (G. b. graueri), membaik meski populasinya jauh lebih sedikit. Jumlah gorila ini dilaporkan meningkat dan diperkirakan mencapai 880 ekor.

Masuknya nama gorila timur ke dalam daftar hewan kritis menambah pelik masalah yang dihadapi keluarga kera besar. Saat ini empat dari enam spesies kera besar – gorila timur, gorila barat, orangutan Kalimantan, dan orangutan Sumatera – masuk dalam daftar kritis. Adapun simpanse dan bonobo dikategorikan sebagai satwa terancam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Andersen mengatakan konservasi berperan besar untuk memperbaiki kondisi yang dialami hewan-hewan kritis tersebut. “Kitalah yang bertanggung jawab kita untuk mengubah situasinya dan melindungi masa depan planet ini,” ujar dia.

IUCN juga melaporkan populasi sejumlah mamalia, seperti zebra padang dan antelop Afrika, mengalami penyusutan besar dan semakin terancam. Daftar Merah IUCN saat ini memuat 82.954 spesies hewan dan tumbuhan, sekitar 23 ribu di antaranya berada dalam status terancam menuju kepunahan.

Menurut Carlo Rondinini, koordinator pengawasan mamalia dari Sapienza University, Roma, data baru dari IUCN ini dapat dipakai sebagai pedoman konservasi spesies yang terancam. “Perburuan ilegal dan penyusutan habitat adalah ancaman utama yang membuat banyak mamalia terjerumus menuju kepunahan,” katanya.

IUCN | SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya. Foto: Canva
4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.


Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Belantara Foundation dan Program Studi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang jatuh pada 10 Agustus. (Belantara)
Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.


Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Herlina Hartanto, Noviar Andayani, dan Meizani Irmadhiany ditemui dalam diskusi bertajuk 'Perempuan Untuk Alam' di Bentara Budaya Jakarta, pada Kamis, 22 Desember 2022. TEMPO
Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.


Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Seekor bayi bekantan yang baru saja lahir di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, bersama induknya. (ANTARA/Firman)
Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.


Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Kondisi terumbu karang di sepanjang garis transek yang dikenal sebagai One Tree Reef, Pulau Capricorn, Great Barrier Reef, Australia, 29 November 2016. Pemutihan terumbu karang merupakan berubahnya warna alami karang menjadi putih pucat. REUTERS
Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Seorang petugas Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru beristirahat di Taman Anggrek Ranu Darungan Dusun Darungan Desa Pronojiwo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Jumat, 11 Desember 2020. TEMPO/Abdi Purmono
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.


NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

Pantai Lasiana Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tempo/Jhon Seo
NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.


Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat merilis penangkapan pedagang hewan langka/ Tempo/Julnis
Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.


Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Aktivitas loading kayu HPH salah satu perusahaan di Pantai Tinitit Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat akhir Juli lalu (Tempo/Febrianti).
Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.


Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Jaguar berusaha menyeret caiman ke daratan agar bisa menjadi santapannya. Fotografer bernama Chris Brunskill mengambil gambar dari kejadian ini. Dailymaiol.co.uk
Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.