Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Populasi Badak Sumatera Kritis, Perlu Konservasi Mirip Jawa  

Andatu, bayi badak hasil perkawinan badak betina bernama Ratu (12 thn) dan badak jantan bernama Andalas (11 thn), bersama induknya di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Foto: Kementerian Kehutanan/Yayasan Badak Indonesia/International Rhino Foundation
Andatu, bayi badak hasil perkawinan badak betina bernama Ratu (12 thn) dan badak jantan bernama Andalas (11 thn), bersama induknya di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Foto: Kementerian Kehutanan/Yayasan Badak Indonesia/International Rhino Foundation
Iklan

TEMPO.COJakarta - Indonesia adalah rumah dua dari lima spesies badak yang tersisa di bumi. Kedua spesies badak Indonesia hidup di area konservasi di Jawa Barat dan Sumatera. Namun mereka masih menghadapi sejumlah masalah di habitatnya.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan jumlah badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sebanyak 63 ekor. Populasi badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) diperkirakan kurang dari seratus ekor.

Namun kondisi badak Sumatera dinilai tak sebaik kerabat mereka di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Meski populasinya lebih besar, keberadaan badak Sumatera tersebar dalam subpopulasi yang lebih kecil.

“Peluang pertumbuhan populasi badak Sumatera relatif lebih rendah ketimbang badak Jawa,” kata Yuyun Kurniawan, Koordinator Program Proyek Ujung Kulon World Wildlife Fund (WWF)-Indonesia, dalam siaran pers, 22 September 2016, bertepatan dengan peringatan Hari Badak Sedunia.

Menurut Yuyun, jika tidak dilakukan upaya proaktif pada kelompok badak Sumatera, ancaman kepunahan lokal spesies itu bisa terjadi. “Untuk menyelamatkan badak Sumatera yang semakin kritis, perlu pendekatan konservasi berbasis spesies seperti yang dilakukan pada badak Jawa,” ujarnya.

Populasi badak Jawa bisa meningkat karena usaha konservasi berbasis spesies. Pada 1970, menurut data WWF, ada 47 ekor badak Jawa. Satu dekade kemudian, populasinya menjadi 51 ekor. Dua tahun lalu, jumlahnya diketahui ada 57 ekor dan kini menjadi 63 ekor.

Namun badak Jawa kini menghadapi masalah terbatasnya luas habitat yang mampu menampung pertumbuhan populasinya. Masalah lain yang dihadapi badak Jawa adalah pertumbuhan pohon langkap (Arenga obsitulia) yang sangat cepat. Tanaman invasif ini menghambat pertumbuhan tanaman pakan badak Jawa di Ujung Kulon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Arnold Sitompul, Direktur Konservasi WWF-Indonesia, mengatakan harus ada inovasi baru dalam konservasi badak Sumatera. “Mendorong program pembiakan semi-alami yang lebih aktif,” tuturnya.

Pengelolaan habitat badak Jawa, kata Arnold, juga harus dilakukan lebih agresif. “Dengan mengendalikan langkap yang merupakan spesies invasif dan sangat mengganggu habitat asli badak.”

Pemerintah Indonesia mencanangkan target pertumbuhan populasi sebesar 10 persen untuk 25 satwa dilindungi, termasuk badak Jawa dan Sumatera, pada periode 2015-2019. Untuk badak Jawa, target ini hampir terpenuhi.

Namun hal serupa tidak terjadi pada badak Sumatera yang menyusut hingga 50 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Bahkan, di Kerinci Seblat, yang merupakan salah satu kantor populasi, sudah tidak ditemukan lagi badak Sumatera sejak 2008.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

48 hari lalu

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) berhasil diabadikan menggunakan camera trap saat berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo, bilang, "Inikan bukan kebun binatang yang setiap hari badak bisa dilihat."


Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

50 hari lalu

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

Hingga tiga dekade sebelumnya, tidak satu pun kematian badak jawa yang terhubung ke perburuan.


Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

53 hari lalu

Anak badak putih afrika, Ramadani Jumat Agung di penangkaran badak putih di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 April 2023. (ANTARA/HO-Humas Taman Safari Bogor)
Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

Seekor badak putih Afrika baru saja lahir di Taman Safari Bogor dengan kondisi sehat bugar. Lahir di bulan suci Ramadan di hari Jumat agung.


5 Hewan Ini Kulitnya Sangat Tebal

18 Januari 2023

Ilustrasi kuda nil tengah berendam di sungai
5 Hewan Ini Kulitnya Sangat Tebal

Salah satu ciri fisik hewan adalah di bagian kulitnya


LordZac, Anak Badak Jawa yang Baru Lahir di Taman Nasional Ujung Kulon

19 Desember 2022

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
LordZac, Anak Badak Jawa yang Baru Lahir di Taman Nasional Ujung Kulon

Dua ekor anak badak Rhinoceros Sondaicus atau yang biasa disebut badak Jawa, terekam lahir di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).


Badak Bercula Satu Jadi Maskot Piala Dunia U-20, Bagaimana Jumlah Populasinya Saat Ini?

20 September 2022

Dua ekor badak bercula satu terlihat santai menikmati makanan di antara hewan lainnya di Taman Nasional Kaziranga, Assam, India. Dengan statusnya yang terancam punah, badak bercula satu India dijaga ketat di taman nasional ini, agar populasinya bisa bertambah dan aman dari para pemburu cula. AP Photo/Anupam Nath
Badak Bercula Satu Jadi Maskot Piala Dunia U-20, Bagaimana Jumlah Populasinya Saat Ini?

Maskot Piala Dunia U-20 2023 bernama Bacuya, Badak Cula Cahaya merupakan hewan asal Indonesia yaitu Badak bercula satu. Bagaimana populasinya?


Gandeng Jerman, IPB University Kembangkan Teknologi Atasi Kepunahan Badak

20 Mei 2022

Rektor IPB University Arif Satria saat berkunjung ke
Gandeng Jerman, IPB University Kembangkan Teknologi Atasi Kepunahan Badak

IPB University menjalin kerja sama dengan Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research Jerman atasi kepunahan badak. Seperti apa teknologinya?


4 Fakta Badak Sumatera yang Terancam Punah

31 Maret 2022

Rosa, seekor induk badak Sumatera menemani anaknya berjenis kelamin betina yang baru berusia beberapa hari di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Lampung Timur, Senin, 28 Maret 2022. Foto: Biro Humas KLHK
4 Fakta Badak Sumatera yang Terancam Punah

Badak Sumatera adalah badak yang paling terancam punah dari semua spesies badak karena tingkat penurunannya yang cepat.


Kumbang Kotoran, Serangga Ini Mampu Mengangkat Beban 1.141 Kali Berat Tubuhnya

17 Januari 2022

Kumbang kotoran.. Foto : Dungbeetle.com.au
Kumbang Kotoran, Serangga Ini Mampu Mengangkat Beban 1.141 Kali Berat Tubuhnya

Kumbang kotoran atau kumbang tinja dianggap sebagai serangga terkuat, mampu mengangkat beban hingga 1.141 kali lipat berat tubuhnya


Hobi Pelihara Iguana, Ketahui 3 Jenis Iguana Bertubuh Unik ini

14 Januari 2022

Iguana biru yang kalah bersaing dengan iguana hijau di Grand Cayman, Iguana. Foto: Flavio Vallenari/Getty Images
Hobi Pelihara Iguana, Ketahui 3 Jenis Iguana Bertubuh Unik ini

Iguana merupakan jenis kadal yang tergabung di dalam famili Iguanidae. Reptil ini banyak dimintaiu masyarakat, ketahui 3 jenis iguana ini.