TEMPO.CO, San Francisco - Yahoo tahun lalu diam-diam membangun sebuah program perangkat lunak khusus untuk mencari semua email masuk ke pelanggannya yang memiliki informasi khusus sesuai yang diberikan oleh pejabat intelijen AS.
"Yahoo memenuhi permintaan pemerintah AS dengan memindai ratusan juta akun Yahoo Mail atas perintah dari Badan Keamanan Nasional (NSA) atau FBI," ujar tiga mantan karyawan dan satu orang lainnya yang mengetahui peristiwa itu kepada Reuters, Selasa 4 Oktober 2016.
Beberapa ahli pengawasan mengatakan ini merupakan kasus pertama yang muncul ke permukaan bahwa sebuah perusahaan Internet AS menyetujui permintaan agen intelijen dengan mencari semua pesan masuk.
Tidak diketahui informasi apa yang dicari para pejabat intelijen itu, namun mereka ingin Yahoo untuk mencari serangkaian karakter. Hal itu bisa berarti frase dalam email atau lampiran, kata sumber-sumber itu.
Reuters tidak dapat memastikan data Yahoo yang mungkin telah diserahkan. Reuters juga tidak mengetahui apakah pejabat intelijen lain telah mendekati penyedia email lain selain Yahoo dengan jenis permintaan serupa.
Menurut dua mantan karyawan Yahoo, keputusan CEO Yahoo Marissa Mayer untuk mematuhi arahan itu menimbulkan gejolak pada beberapa eksekutif senior dan pada Juni 2015 menyebabkan kepergian Chief Information Security Officer Alex Stamos, yang kini memimpin bagian keamanan Facebook Inc.
"Yahoo adalah perusahaan yang taat hukum, dan sesuai dengan undang-undang Amerika Serikat," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan singkat dalam menanggapi pertanyaan Reuters tentang permintaan itu. Yahoo menolak komentar lebih lanjut.
NSA merujuk ke Kantor Direktur Intelijen Nasional, yang menolak memberikan komentar.
Permintaan untuk mencari akun Yahoo Mail datang dalam bentuk perintah rahasia yang dikirim ke tim hukum perusahaan, menurut tiga orang yang mengetahui masalah ini.
Perusahaan telepon dan Internet AS diketahui telah menyerahkan data pelanggan massal untuk badan intelijen. Tetapi beberapa mantan pejabat pemerintah dan para ahli pengawasan swasta mengatakan mereka sebelumnya tidak melihat permintaan yang luas seperti untuk koleksi Web real-time atau yang memerlukan penciptaan program komputer baru.
"Saya belum pernah melihat itu, penyadapan secara real time pada 'yang dipilih’," kata Albert Gidari, seorang pengacara yang mewakili perusahaan telepon dan Internet pada isu-isu pengawasan selama 20 tahun sebelum pindah ke Stanford University tahun ini.|
Baca:
Heboh Jokowi Injak Merah Putih, Ini Cuitan Kang Emil
Terseret Dugaan Korupsi E-KTP, Ini Reaksi Setya Novanto
BI Segera Terapkan Mesin Deposito Uang Koin
REUTERS | ERWIN Z