TEMPO.CO, Bandung - Seorang bayi asal Ciamis meninggal dunia pascaoperasi pemisahan bayi kembar di Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin, Bandung, Jumat, 7 Oktober 2016, pukul 06.10 WIB. Bayi bernama Gisya Bizanti Ramadani yang baru berusia 96 hari itu meninggal karena kegagalan fungsi multiorgan. “Mulai ginjal, susunan syaraf pusat, respirasi, hingga jantungnya tidak berfungsi dengan baik,” kata anggota tim dokter pemisahan bayi kembar dempet tersebut, Rully Sitanggang, Jumat, 7 Oktober 2016.
Menurut Rully, tim dokter telah berupaya maksimal dengan berbagai cara agar pasien bertahan hidup, misal dengan bantuan alat pernapasan, cuci darah karena bayi mengalami gagal ginjal, serta dukungan obat-obatan. Kondisi bayi tersebut dilaporkan mulai memburuk setelah 48 jam pascaoperasi pemisahan yang dilakukan pada 27 September 2016.
Saat itu tim dokter melakukan pemisahan bayi kembar perempuan yang mengalami dempet di bagian dada dan perut hingga organ hati keduanya menempel. Salah satu bayi, Gisya, mengalami kelainan jantung bawaan. Karena sering mendapat serangan kebiruan akibat peredaran darahnya tak normal akibat kelainan jantung, rencana pembedahan pun dipercepat dari jadwal semula pada 3 Oktober 2016.
“Kebiruan itu tanda kelainan jantung yang berat, sehingga dinilai perlu tindakan yang cepat, karena takut berpengaruh ke bayi kembarannya,” kata Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin Ayi Djembarsari.
Pascaoperasi, bayi tersebut mengalami gangguan otak, paru-paru, ginjal, dan sistem peredaran darah hingga akhirnya meninggal dunia di ruang Intensive Care Unit. Direksi rumah sakit itu menyampaikan belasungkawa kepada orang tua dan keluarga bayi kembar asal Ciamis, Jawa Barat, tersebut.
Adapun bayi kembarannya, Gesya Ummaya Ramadani, menurut tim dokter, dalam kondisi baik di ruang perawatan anak. Menurut Ayi, tim dokter tengah melakukan penyesuaian asupan nutrisi serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, termasuk pendengaran, penglihatan, dan syaraf. “Satu atau dua minggu lagi akan dipulangkan secara sehat,” katanya.
ANWAR SISWADI
Baca:
Bank Indonesia Teliti Uang Dimas Kanjeng, Hasilnya Adalah...
Gatot Brajamusti, Aspat, dan Seks 'Threesome' di Padepokan
Dituding Minta Mahar Rp 10 T ke Ahok, PDIP Lapor Polisi