TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan telekomunikasi pelat merah, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk telah beralih ke teknologi analisis berbasis lokasi canggih sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pelanggan IndiHome. Telkom menargetkan jumlah pelanggan IndiHome dari 2 juta menjadi 4 juta hingga 2020.
Perangkat analisis berbasis lokasi yang digunakan oleh Telkom adalah teknologi pemetaan level militer, yang dikenal sebagai platform ArcGIS. Teknologi ini mampu mengintegrasikan data dari beragam sistem bisnis, melakukan analisis level tinggi, dan menyuguhkan data siap guna dalam tampilan peta yang dinamis.
CEO Esri Indonesia, A Istamar mengatakan solusi ini menyuguhkan data dengan visualisasi akurat dan sangat jelas, misalnya data lokasi dan demografi pelanggan, tren pasar, dan lokasi perangkat seperti Optical Distribution Points (ODP). "Dengan demikian, para pengambil keputusan di perusahaan memiliki informasi yang jauh lebih jelas mengenai distribusi pelanggan dan luas cakupan layanan jaringan mereka," ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat 7 Oktober 2016. Esri Indonesia merupakan produsen aplikasi ArcGIS.
Baca: Manusia Pertama ke Mars, Bos Boeing: Gunakan Roket Kami Ini
Informasi yang dihasilkan dari teknologi ini membantu perusahaan menentukan lokasi-lokasi strategis untuk menginstal ODP yaitu di wilayah yang memiliki konsentrasi pelanggan telekomunikasi yang tinggi. Dengan demikian, ucap Istamar, di area terkonsentrasi tersebut Telkom dapat memfokuskan layanan kualitas tinggi untuk produk sambungan telepon, komunikasi internet, dan layanan TV berbayar milik mereka.
“Baik untuk merespon pertanyaan dari pelanggan, meningkatkan cakupan layanan data, atau meluncurkan produk dan layanan terbaru—lokasi adalah inti dari rangkaian kegiatan yang dilakukan industri telekomunikasi," ucap Istamar. Untuk itu, katanya, informasi yang berkenaan dengan lokasi sangat penting dalam setiap aspek pengambilan keputusan.
Istamar menambahkan, dengan teknologi analisis berbasis lokasi, perusahaan-perusahaan telekomunikasi memiliki kemampuan unik untuk menggali keluar hubungan, pola, dan tren yang selama ini terkubur oleh gempuran umpan (feed) media sosial, selain laporan-laporan dan grafik statis. Dengan teknologi ini, para pengambil keputusan dapat secara akurat menentukan potensi pasar, dan memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai risiko dan peluang yang ada.”
Simak: Galaxy Note 7 Terbakar, Penerbangan Terpaksa Dibatalkan
Beberapa perusahaan global terkemuka, seperti Petronas, Starbucks, Wendy’s, Pertamina EP, dan Bank of America, juga menggunakan teknologi ini untuk menumbuhkan basis pelanggan dan meningkatkan profitabilitas usaha mereka.
SETIAWAN ADIWIJAYA