Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketua AIPI Sayangkan 95 Persen Bahan Baku Obat dari Impor  

Editor

Erwin prima

image-gnews
Bruce Albert dari US National Academic of Science, Sangkot Marzuki dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Jos van der Meer dari Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen dalam perayaan ulang tahun Akademi ke-25 di Jakarta Pusat, 25 Mei 2015. TEMPO/Amri Mahbub
Bruce Albert dari US National Academic of Science, Sangkot Marzuki dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Jos van der Meer dari Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen dalam perayaan ulang tahun Akademi ke-25 di Jakarta Pusat, 25 Mei 2015. TEMPO/Amri Mahbub
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Sangkot Marzuki mengatakan impor bahan baku obat yang mencapai 95 persen dari kebutuhan menandakan bahwa Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan dalam hal obat.

Menurut dia, hal ini sangat disayangkan, karena Indonesia memiliki sekitar 30 ribu spesies kekayaan sumber daya hayati yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai obat modern berbahan alam, dan keberadaannya mulai menjadi incaran asing untuk dikembangkan di luar negeri.

Menurut Sangkot, potensi alam yang menyimpan kekayaan biodiversitas membuat Indonesia memiliki 4.000 variasi jamu yang secara empiris diterima untuk tujuan promotif preventif. Namun hanya ada 50 obat herbal terstandar (OHT) dan delapan obat golongan fitofarmaka.

Selain itu, sekitar 46 fakultas farmasi di Indonesia yang berpotensi mencetak ribuan apoteker dalam setahun dan sekitar 200 perusahaan farmasi di Indonesia menjadi aset sumber daya yang sangat potensial menggerakkan Indonesia agar mampu berswasembada obat.

“Tantangan kami sebagai peneliti dan industri adalah bagaimana kekayaan alam dapat dikembangkan lebih luas lagi dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, sehingga Indonesia dapat lebih mandiri dalam penyediaan bahan baku obat,” kata Marzuki dalam pesan tertulisnya, Sabtu, 29 Oktober 2016.

Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences merupakan laboratorium Indonesia yang telah memiliki 120 saintis dan 611 apoteker di dalamnya. Dengan berbasis inovasi di bidang teknologi dan riset, sejak 2005, lembaga penelitian ini aktif melakukan riset bahan baku obat modern yang berasal dari bahan alam asli Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski menjadi pionir dan menjadi laboratorium farmasi lengkap dalam pengembangan penemuan obat baru, Dexa memerlukan peran serta dari banyak pihak, termasuk dukungan riset dan teknologi.

Sangkot berharap anggaran riset Indonesia dapat diperbesar, sehingga inovasi dapat dilakukan untuk mencapai langkah konkret menyikapi Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Di sisi lain, Ketua Pengurus Yayasan SDM IPTEK The Habibie Center Wardiman Djojonegoro menekankan, industri juga memiliki peranan penting dalam menopang kebutuhan strategis di dalam negeri. Obat-obatan untuk kesehatan adalah kebutuhan primer masyarakat dan merupakan kebutuhan strategis bangsa. Karena kebutuhan strategis inilah, sudah sewajarnya negara tidak bergantung pada impor.

Menurut Wardiman, sektor farmasi harus bisa mengkolaborasikan sumber daya dengan peran iptek, dan upaya ini harus didukung oleh kebijakan para regulator. “Seperti India. Sejak awal, negara itu berprinsip untuk mandiri dalam industri farmasi. Maka mereka memproteksi industri farmasi dalam negeri, mendorong industri dan para ilmuwan untuk bisa memproduksi obat-obatan yang diperlukan,” ujar Wardiman.

DESTRIANITA


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


30 Peneliti Terpilih Jalani Program Kepemimpinan Ilmuwan Kelas Dunia

27 Juni 2022

Ilustrasi penelitian di Lembaga Biologi Molekular Eijkman. Sumber: dokumen Lembaga Eijkman
30 Peneliti Terpilih Jalani Program Kepemimpinan Ilmuwan Kelas Dunia

Studi terhadap lebih dari 300 ilmuwan muda menemukan potensi serta ambisi peneliti Indonesia untuk menjadi ilmuwan kelas dunia belum didukung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.