Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Mbah Gothi Berumur 145 Tahun dan Sains di Baliknya

image-gnews
Warga yang memadati rumah Sodimejo berlomba memotret lelaki sepuh yang diklaim sebagai manusia tertua di dunia itu menggunakan kamera ponsel di Dukuh Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen. TEMPO/Dinda Leo Listy
Warga yang memadati rumah Sodimejo berlomba memotret lelaki sepuh yang diklaim sebagai manusia tertua di dunia itu menggunakan kamera ponsel di Dukuh Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen. TEMPO/Dinda Leo Listy
Iklan

Telomere yang panjang memungkinkan sel membelah diri lebih sering dan membuat manusia berkembang. Seiring dengan berjalannya waktu, telomere menjadi terlalu pendek untuk dapat berfungsi normal, sehingga memicu penuaan sel. Selain faktor usia, telomere bisa memendek karena dampak stres, kebiasaan merokok, kurang berolahraga, dan pola makan buruk.

Jadi, berapa lama sebenarnya durasi hidup manusia? Sejumlah ilmuwan ragu akan ada manusia yang bisa memecahkan rekor Calment. Laporan di jurnal Nature edisi Oktober lalu menyebutkan rentang hidup maksimal manusia secara alami sudah mencapai batasnya.

Riset yang dipimpin Jan Vijg, ahli genetika dari Albert Einstein College of Medicine, New York, itu menganalisis data demografi dari 40 negara. Mereka menemukan laporan kematian para centenarian—manusia yang menembus umur 100 tahun—di Prancis, Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris meningkat drastis pada periode 1970-1990. Usia tertua yang tercatat kala itu 114,5 tahun. Tren laporan kematian para centenarian menurun setelah era 1990-an, namun usia puncaknya masih 115 tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Vijg dan timnya menyimpulkan bahwa ambang durasi hidup manusia secara alami adalah 115 tahun. Kecil kemungkinan akan ada manusia yang melewati batas tersebut, seperti Calment. Peluangnya bahkan kurang dari 1 : 10.000. “Durasi hidup kita sudah maksimal, manusia tak akan lebih tua dari 115 tahun,” kata Vijg.

Menurut Henne Holstege, peneliti centenarian dari VU University, Amsterdam, tampaknya ada batasan hidup yang tak bisa diatasi dengan obat-obatan modern. Intervensi medis pada serangan jantung, misalnya, bisa memperpanjang usia manusia. “Namun para centenarian tak hanya bergantung pada jantung, tapi juga sistem tubuh yang semakin lama kian lemah,” kata Holstege. “Jika bukan karena serangan jantung, Anda mati karena sebab lain.”

Selanjutnya: Laporan Vijg dan timnya memicu perdebatan...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

37 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

37 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

37 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Tebing Longsor Timpa 1 Rumah di Kabupaten Sragen, 3 Orang Meninggal

50 hari lalu

Ilustrasi tanah longsor. Tempo/Imam Hamdi
Tebing Longsor Timpa 1 Rumah di Kabupaten Sragen, 3 Orang Meninggal

Longsor terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah kemarin. Tiga orang meninggal.


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jokowi Sindir Jalan Rusak di Jawa Tengah: Bertahun-tahun Enggak Beres

23 Januari 2024

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau ruas Jalan Surakarta-Gemolong (Sragen)-Purwodadi di Desa Ngandul, Kabupaten Sragen, Selasa, 23 Januari 2024. Jokowi menjelaskan bahwa Rp1,3 triliun dari total anggaran tersebut digunakan untuk memperbaiki sekitar 40 ruas jalan di Jawa Tengah. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Sindir Jalan Rusak di Jawa Tengah: Bertahun-tahun Enggak Beres

Jokowi menyebut bahwa Jalan Surakarta-Purwodadi ini merupakan ruas yang memiliki tingkat kerusakan paling berat.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.