TEMPO.CO, Bogor - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hadi Dahruddin, mengatakan minat masyarakat Indonesia untuk berkunjung dan menjadikan museum sebagai salah satu tujuan wisata sangat rendah. Hal tersebut diakibatkan masih banyak orang yang menganggap museum sebagai lokasi angker, menyeramkan, dan membosankan.
"Popularitas museum di mata masyarakat masih kurang karena tempatnya menyeramkan, dan ini menjadi tugas kami melakukan edukasi pada masyarakat, terutama pelajar, agar menjadikan museum sebagai tempat wisata sekaligus pusat ilmu pengetahuan dan penelitian,” kata Hadi usai talkshow dan napak tilas HUT ke-122 Museum Zoologi Bogor, Rabu, 8 November 2016.
Bertepatan dengan hari jadi Museum Zoologi Bogor ke-122, Hadi mengatakan pihaknya berusaha menghilangkan kesan angker dan membosankan sekaligus meningkatkan kunjungan masyarakat. “Kami ingin mengubah kesan angker saat masuk museum, salah satunya menggunakan suara-suara binatang serta suara laut dan aquarium," kata dia.
Untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke museum, khususnya Museum Zoologi Bogor, LIPI mengadakan kegiatan penelitian dan mengajarkan cara mengawetkan binatang untuk masyarakat. "Tentunya ilmu dan praktek mengawetkan binatang yang akan kami laksanakan setiap hari minggu selama bulan November ini adalah binatang dan hewan yang tidak langka,” kata dia.
LIPI juga akan memberikan informasi tentang keberhasilan penangkaran kupu-kupu oleh salah seorang peneliti LIPI. “Karena itu, dalam peringatan HUT Museum Zoologi Bogor kali ini, ada 40 individu dari 6 spesies kupu-kupu yang ditangkarkan peneliti LIPI, yang juga pakar kupu-kupu, selama tiga minggu,” kata dia.
Guru besar Universitas Indonesia, Prof (Emeritus) S. Somadikarta, mengatakan Indonesia sebenarnya memiliki banyak museum dengan koleksi sangat lengkap di dunia. "Tercatat, ada 10 museum tertua, salah satunya Museum Zoologi. Sedangkan museum tertua di Asia Tenggara ada di Singapura yang berdiri pada 1849,” kata dia.
Menurutnya, pemahaman yang baik tentang museum serta etika museum harus dimiliki semua orang agar manfaat dari kehadiran museum dapat dirasakan dan dicintai banyak orang. "Museum itu sebagai penyaji kebenaran, pemupuk kejujuran, berbagai keadilan, dan penyumbang ilmu pengetahuan. Etika museum harus diketahui semua pihak," katanya.
Direktur Museum Zoologi Bogor Pusat Penelitian Biologi LIPI Hari Sutrisno berencana untuk memperluas dan merenovasi bangunan museum. Bahkan di lokasi tersebut nantinya tidak hanya sekedar sebagai museum keanekaragaman fauna di Indonesi.
“Nanti museum ini juga difungsikan sebagai salah satu media untuk memasyarakatkan atau mengenalkan hasil penelitian ilmuwan bidang zoologi serta akan diadakan interaksi dan dialog langsung antara peneliti dengan pengunjung sehingga menjadi pusat ilmu pengetahuan,” kata dia.
Saat ini, Museum Zoologi Bogor memiliki 3.030.657 spesimen hewan, yang terdiri dari 3.007 moluska, 134 cacing nemapoda, 15.804 serangga dan arthopoda, 70 krustasea, 1300 ikan, 334 amfibi, 1200 burung, 498 reptil, dan 460 mamalia. “Koleksi yang ada di sini banyak diteliti masyarakat nasional dan asing,” kata dia.
M SIDIK PERMANA