TEMPO.CO, Jakarta - Antibodi yang dihasilkan tubuh manusia bisa melindungi tikus yang belum lahir dari virus Zika. Demikian hasil penelitian yang dipublikasikan, Senin, 7 November 2016. Hasil penelitian ini membangkitkan harapan untuk menghalau dampak virus yang diketahui berkaitan dengan kerusakan otak pada janin manusia itu.
Dalam penelitian di laboratorium, diketahui bahwa antibodi itu dapat menetralkan semua strain virus Zika dan mengurangi level virus pada tikus hamil dan janinnya yang terinfeksi.
"Ini antivirus pertama yang terbukti dapat bekerja saat kehamilan untuk melindungi perkembangan janin dari virus Zika," kata salah satu penulis hasil studi, Michael Diamond, dari Washington University School of Medicine.
"Ini bukti utama bahwa virus Zika selama kehamilan bisa diatasi dan kami sudah memiliki antibodi manusia yang bisa mengatasinya, setidaknya pada tikus," ujarnya.
Zika menular melalui gigitan nyamuk terinfeksi. tapi dalam kasus langka dapat menular lewat hubungan seksual.
Baca Juga:
Pada kebanyakan orang, infeksi virus tersebut hanya menimbulkan gejala ringan atau tidak sama sekali. Namun, bagi wanita hamil, virus ini bisa menyebabkan penyakit mikrosefali pada janin, kondisi yang membatasi pertumbuhan kepala dan otak.
Lebih dari 2.300 bayi, paling banyak di Brasil, lahir dengan mikrosefali atau kecacatan sistem syaraf pusat terkait Zika sejak tahun lalu. Sampai sekarang, belum ada obat atau vaksin untuk infeksi virus tersebut.
Diamond dan timnya mengambil sampel antibodi dari orang-orang yang sudah pulih dari infeksi Zika.
Satu antibodi yang bisa menjadi benteng menghadapi Zika disebut ZIKV-117 dan diambil dari satu orang menurut laporan tim peneliti di jurnal Nature.
Antibodi adalah prajurit dalam sistem pertahanan tubuh. Mereka adalah protein berbentuk Y yang diproduksi sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap keberadaan antigen, patogen yang menyebabkan penyakit.
Setiap jenis antibodi berikatan dengan antigen spesifik, kemudian menonaktifkannya langsung atau menandainya untuk dihancurkan sel-sel kekebalan tubuh yang lain.
Butuh kesabaran
Para peneliti memberikan ZIKV-117 pada tikus hamil yang sudah disuntik dengan Zika, dan menemukan plasenta mereka tetap normal dan sehat dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak mendapat antibodi.
"Hampir semua janin terlindung dari infeksi dan penyakit," kata Diamond kepada kantor berita AFP.
Dalam tes lanjutan, antibodi juga melindungi tikus jantan dewasa dari dosis virus Zika mematikan.
Manusia diketahui bisa secara alami menghasilkan antibodi persis seperti itu dalam merespons infeksi menurut Diamond. Bahkan, jika mereka bisa, itu tidak akan cukup cepat untuk melindungi bayi yang belum lahir. Karena itu perlu ada pendorong.
Temuan-temuan itu bisa membantu memberikan perlindungan sementara terhadap Zika, dan di sisi lain para peneliti merancang satu vaksin untuk melawan virus tersebut.
Namun, pertama, pengujian harus dilakukan pada monyet yang kehamilannya punya banyak kesamaan dengan manusia.
"Akan butuh beberapa waktu sampai kami merasa cukup yakin untuk mencoba pengobatan ini pada manusia," kata Derek Gatherer dari Lancaster University mengomentari hasil studi tersebut.
ANTARA