TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan fenomena Supermoon yang akan terjadi Senin malam tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi gelombang pasang laut di pesisir selatan Yogyakarta.
"Untuk pengaruh Supermoon terhadap tinggi gelombang di pesisir Selatan Yogyakarta ada, tapi tidak signifikan," kata Koordinator Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta Joko Budiono di Yogyakarta, Senin, 15 November 2016.
Menurut dia, fenomena Supermoon yang terjadi karena posisi bulan menempati titik terdekat dengan bumi, berpengaruh pada pasang gelombang air laut, tapi tidak terhadap kondisi cuaca.
Ia mengatakan, sesuai prakiraan BMKG Yogyakarta, tinggi gelombang laut Selatan pada Senin malam akan mencapai satu hingga dua meter dengan kecepatan angin 5-15 knots. Sedangkan untuk perairan Samudera Hindia Selatan Jawa, tinggi gelombang mencapai 1,5-2,5 meter disertai kecepatan angin 10-20 knots. "Sehingga, pengaruh yang paling bisa dirasakan dengan adanya Supermoon umumnya adalah kenaikan permukaan laut atau rob. Untuk Yogyakarta, tidak ada potensi rob karena topografinya cukup tinggi," kata dia.
Menurut Joko, kecil kemungkinan masyarakat dapat melakukan pantauan langsung terhadap Supermoon malam ini karena cuaca di Yogyakarta diperkirakan hujan ringan dan berawan.
Sementara itu, pendiri komunitas pecinta dunia astronomi Yogyakarta, Jogja Astro Club (JAC), Mutoha Arkanuddin, mengatakan, meski malam ini Supermoon tidak dapat terpantau jelas dengan teleskop, JAC tetap mengagendakan pengamatan bersama dengan para pecinta astronomi di Yogyakarta. "Selain pengamatan dengan teleskop, ada juga pemutaran film tentang bulan dan diskusi seputar bulan," kata Mutoha.
Menurut dia, meski sepintas tidak jauh berbeda dengan bulan purnama biasa, fenomena Supermoon yang akan terjadi malam ini tergolong langka karena menempati posisi paling dekat sehingga tampak lebih besar dan terang. "Meskipun malam ini kemungkinan tidak terlalu jelas karena kondisi mendung," kata dia. *
ANTARA