TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei terbaru VMware pada 2016 mengungkap ketidaksiapan teknologi informasi (IT) perusahaan secara keseluruhan, menyebabkan terjadi desentralisasi atau pengkotak-kotakan IT berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masing-masing bagian.
"Hampir seluruh responden dari kalangan bisnis menyatakan bahwa IT dianggap tidak cukup siap mendukung perusahaan serta tumbuh kembangnya inovasi-inovasi di perusahaan itu sendiri," kata Adi Rusli Country Manager Indonesia sekaligus Senior Director VMware di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Rabu 16 November 2016.
Survei mengenai transformasi digital di dunia berjudul "The State of The Cloud 2016" ini menjaring data mengenai upaya perubahan atau adopsi digital yang dilakukan perusahaan dunia.
Adi menyatakan penggunaan transformasi digital mulai banyak dilakukan oleh masing-masing departemen secara terpisah. "Paling tidak 80 persen responden menyatakan bahwa belanja IT beserta pengelolaannya tidak sedikit yang justru melampaui kebutuhan seperti yang telah diantisipasi oleh departemen IT itu sendiri," kata dia.
Salah satu faktor yang disebutkan oleh responden penyebab terjadinya desentralisasi IT adalah kekurangsiapan IT dalam mendukung bisnis dan inovasi yang tengah gencar mereka canangkan.
Baca:
Teknologi di Balik Kokohnya Bodi LG V20
WhatsApp Perpanjang Masa Layanan untuk BlackBerry
Arkeolog Spanyol Temukan Mumi 3.000 Tahun di Makam Mesir
Kebutuhan untuk mempercepat penerapam strategi time-to-market menumbuhkan dan menggencarkan inovasi mendorong para pimpinan di lini-lini bisnis perusahaan mengesampingkan peran IT dan terburu-buru memutuskan untuk mengadopsi cloud sendiri.
Kondisi ini membuat dua efek berbeda-beda bagi perusahaan. Secara bisnis, perusahaan merasakan fleksibilitas dan kegesitan akibat pilihan tersebut, namun di sisi lain terjadi ketidaktransparansian dari desentralisasi IT yang kemungkinan berakibat fatal dan menimbulkan masalah-masalah baru. Di antara masalah tersebut adalah pembengkakan biaya serta masalah keamanan.
Untuk mengatasi kondisi permasalahan tersebut, Vmware turut menawarkan solusi baru yang mampu mengatasi desentralisasi yang terjadi di perusahaan. Vmware menawarkan Cross-Cloud Architecture yang memungkinkan perusahaan untuk mengelola, mengendalikan serta menerapkan perlindungan keamanan pada aplikasi-aplikasi yang beroperasi di atas public cloud, seperti AWS, Azure dan IBM Cloud.
MAYA NAWANGWULAN