TEMPO.CO, Bandung - Pakar gempa memperingatkan potensi gempa Sesar Lembang bermagnitudo 6,5 hingga 7. Kekuatan gempa itu berskala seperti gempa yang terjadi di Pidie Jaya, Aceh, pada Rabu pagi, 7 Desember 2016.
"Kalau itu terjadi, tanah sekitar garis sesar bisa bergerak puluhan hingga 200 sentimeter," ujar pakar gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung, Danny Hilman, dalam acara Rembug Gempa di Tatar Bandung yang digelar di Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bandung, Selasa, 13 Desember 2016.
Ketika gempa Sesar Lembang terjadi, rumah yang dirancang tahan gempa juga bisa rusak bila berada di atas jalur sesar. "Sepanjang 29 kilometer jalur sesar itu berbahaya," katanya.
Kolega Danny, Mudrik Daryono, telah memetakan jalur Sesar Lembang dengan citra satelit beresolusi tinggi. "Titik nol kilometer sesar ditandai di daerah Padalarang, dekat jalan tol,” ujar Mudrik kepada Tempo.
Titik nol itu sebagai penanda pangkal sesar di sebelah barat. Sesar Lembang memanjang ke timur hingga berada di antara Bukit Batu Lonceng dan Gunung Manglayang. Sebelumnya, para peneliti menaksir panjang sesar itu berkisar 20-27 kilometer.
Hasil penelitian paleoseismologi terkini yang dilakukan Mudrik dan Danny Hilman berhasil mendapatkan bukti otentik. Gempa Sesar Lembang setidaknya pernah terjadi pada 2.000 tahun silam.
Hasil riset kolega mereka lainnya, Eko Yulianto, mencatat gempa dari Sesar Lembang pernah muncul 500 tahun silam. Menurut Eko, kedua gempa pada masa silam tersebut bermagnitudo 6,8 dan 6,6.
ANWAR SISWADI
Baca:
Apple Resmi Rilis iOS 10.2, Tawarkan 100 Emoji Baru
Google Hentikan Usaha Pengembangan Mobil Otonom Sendiri
Samsung Hanya Keluarkan Galaxy S8 Versi Layar Lengkung