Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Indonesia Bikin Satelit Radar Mikro Pertama di Dunia  

image-gnews
Prof Josaphat Tetuko Sri Sumantyo. Dok. TEMPO/Aditia Noviansyah
Prof Josaphat Tetuko Sri Sumantyo. Dok. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia rupanya punya banyak orang pintar dan berprestasi. Salah satunya adalah Josaphat Tetuko Sri Sumantyo. Josaphat adalah ilmuwan asal Indonesia yang menjadi orang pertama yang membuat satelit radar mikro pertama di dunia.

Josaphat merupakan profesor radar di Chiba University, Jepang. Dia telah merampungkan pembuatan satelit mikro serta sensor circurlarly polarized synthetic aperture radar (CP-SAR). Satelit dan sensor ini dirancang dan dibangun di Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL), Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University. Rencananya, satelit ini akan diluncurkan di Indonesia pada 2019 mendatang.

Meski disebut mikro, tapi satelit ini memiliki berat 150 kilogram dan menjadi satelit berbobot ringan pertama di dunia yang membawa sensor radar. Selama ini, satelit radar memiliki berat lebih dari 1 ton. "Bertahun-tahun saya kembangkan teknologi mutakhir lain untuk memperkecil dan mengurangi beratnya hingga sepersepuluh lebih," ujar Josaphat kepada Tempo melalui pesan singkat, Jumat, 16 Desember 2016.

Baca juga: Rusia Diduga Meretas Pemilu AS, Obama Siapkan Tindakan

Keunggalan satelit ini ada pada teknologi polarisasi melingkar yang bisa mengurangi getaran wahana pembawa radar dan pengaruh rotasi Faraday di ionosfer. Dengan cara ini, citra yang didapat lebih akurat ketimbang radar konvensional. Teknologi itu adalah temuan Josaphat sendiri dan telah dipatenkan. 

Josaphat menjelaskan, CP-SAR merupakan sensor radar yang bekerja di gelombang L band atau 1,270 gigahertz (GHz). Gelombangnya memiliki panjang 23 sentimeter. Itulah yang membuat radar ini dapat menembus awan, kabut, asap, hutan, dan bisa penetrasi ke dalam tanah.

Selain L band, sensor juga dapat menangkap frekuensi C band (5,3 GHz), X band (9,4 GHz), dan Ku band (13,2 GHz), sesuai dengan target yang akan diamati. Semakin tinggi frekuensi, makin detail citra yang akan diperoleh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dapat menembakkan gelombang mikro (microwave) dan menerimanya kembali untuk diolah menjadi citra radar. Bisa dipakai pada siang dan malam hari," tutur pria kelahiran Bandung, 25 Juni 1970, ini. Ketimbang citra kamera biasa, kata dia, radar ini menghasilkan informasi soal intensitas, fase, dan polarisasi suatu objek, sehingga dapat diperoleh informasi lebih detail.

Karena itu, menurut Josaphat, satelit dan sensor ini tepat sekali untuk pengamanan lalu lintas laut (sea surveillance), penjagaan lintas batas negara, penjagaan nelayan ilegal, pemantauan kebakaran hutan, gunung meletus, pemeliharaan infrastruktur. "Sampai prediksi pergeseran tanah akibat gempa dan tanah longsor," kata Josaphat, yang pernah menjadi peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) selama 10 tahun.

Josaphat mengembangkan sensor satelit mikro CP-SAR ini sejak 2007 untuk berbagai keperluan pengamatan permukaan bumi, bulan, hingga planet Mars dan Venus. Selain di satelit mikro, ujarnya, sensor ini juga dapat dipasang di pesawat nirawak, pesawat, dan satelit besar. Serta kendaraan biasa untuk keperluan pengamatan permukaan tanah dan perubahannya.

Selama ini, Josaphat dan tim laboratoriumnya telah menggunakan sensor CP-SAR untuk beberapa penelitian. Di antaranya, penurunan tanah di kota Jakarta, tanah longsor, kebakaran lahan gambut, dan pengaruh sedimentasi terhadap reklamasi di Teluk Jakarta. Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory selama ini telah bekerja sama dengan berbagai badan ruang angkasa di dunia, seperti NASA dan Seoul University untuk pengambangan radar pengamatan bulan, Mars, dan Venus. Juga dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk membuat sensor SAR berfrekuensi tinggi. Serta, LAPAN dan JAXA (Badan Antariksa dan Penerbangan Jepang) untuk membuat satelit mikro SAR.

Dia berencana memberi nama satelit ini sebutan "Tanah Air". "Harapannya satelit ini dapat bermanfaat bagi Indonesia, khususnya dalam mengamati sumber daya alam dan melindungi warganya dari bencana alam," ujarnya. "Satelit ini pun mewujudkan mimpi saya waktu umur lima tahun. Saat itu, saya berjanji kepada Ayah yang juga anggota Angkatan Udara dan pelatih di Komando Pasukan Khas, untuk membuatkan satelit pengamatan."

AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Targetkan Groundbreaking Proyek MRT Jakarta pada Agustus 2024

1 jam lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Menhub Targetkan Groundbreaking Proyek MRT Jakarta pada Agustus 2024

Menhub Budi mengatakan bahwa proyek MRT Jakarta hingga saat ini berjalan sesuai rencana.


Preview Timnas U-23 Qatar vs Jepang di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

2 jam lalu

Duel Qatar vs Jepang akan tersaji di babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Doc. AFC.
Preview Timnas U-23 Qatar vs Jepang di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Qatar vs Jepang akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hammad pada Kamis, 25 April 2024.


8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

1 hari lalu

Shopping street Ueno Ameyokocho di Tokyo, Jepang. Unsplash.com/Nichika Yoshida
8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

Di antara lebih dari 2.400 shotengai atau shopping street di Tokyo, berikut ini yang terbaik untuk wisata belanja


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.


Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

1 hari lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, saat meresmikan pembangunan Fasad dan Gedung UPT Balai/Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio (SFR) Kelas I Makassar, di Gowa, Kamis 1 Februari 2024.
Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

Agenda prioritas Indonesia dalam APSMC adalah saling berdiskusi soal tantangan dan pengalaman dalam manajemen spektrum frekuensi.


Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

1 hari lalu

Ilustrasi belanja atau pusat perbelanjaan di Tokyo, Jepang. Unsplash.com/Cosmin Serban
Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

Sebelum merencanakan perjalanan wisata belanja ke Tokyo, ada beberapa hal yang perlu diketahui termasuk barang-barang terbaik yang harus dibeli


Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

2 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (kedua dari kiri) saat acara High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dan Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Timur Nusa Tenggara, Jumat (19 April 2024). ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan
Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.


Hasil Piala Asia U-23: Korea Selatan Jadi Lawan Timnas Indonesia di Perempat Final Usai Kalahkan Jepang

2 hari lalu

Para pemain Korea Selatan berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Jepang di Piala Asia U-23 2024. Twitter @afcasiancup.
Hasil Piala Asia U-23: Korea Selatan Jadi Lawan Timnas Indonesia di Perempat Final Usai Kalahkan Jepang

Korea Selatan akan menjadi lawan Timnas Indonesia U-23 di babak perempat final Piala Asia U-23 2024.


Piala Asia U-23 2024: Shin Tae-yong Bakal Tonton Langsung Laga Korea vs Jepang

2 hari lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong, saat konferensi pers menjelang laga melawan tuan rumah Qatar di Piala Asia U-23 2024. Kredit: Tim Media PSSI
Piala Asia U-23 2024: Shin Tae-yong Bakal Tonton Langsung Laga Korea vs Jepang

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, mengungkapkan kegembiraannya setelah timnya berhasil menang telak atas Yordania di Piala Asia U-23 2024.


10 Buah Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai Rp700 Jutaan

2 hari lalu

Berikut ini deretan buah paling mahal di dunia, didominasi oleh buah hasil budidaya petani di Jepang. Harganya mencapai Rp700 juta. Foto: Canva
10 Buah Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai Rp700 Jutaan

Berikut ini deretan buah paling mahal di dunia, didominasi oleh buah hasil budidaya petani di Jepang. Harganya mencapai Rp700 juta.