TEMPO.CO, Jakarta - Samsung Electronics Co LTd pada Senin menyatakan kerusakan baterai menjadi penyebab meledaknya ponsel premium Galaxy Note 7, bukan perangkat lunak atau perangkat keras dari gawai tersebut.
Pengumuman tersebut disampaikan lebih dari tiga bulan setelah pembuat telepon pintar (smartphone) top dunia itu berseteru dengan kompetitornya, iPhone dari Apple Inc. Kegagalan itu merugikan Samsung sekitar US$ 5,3 miliar atau Rp 65,5 triliun.
Sebelumnya, Samsung menarik sekitar 2,5 juta ponsel Note 7 pada September lalu dan menyebut penyebab ledakan sebagai masalah pembuatan di salah satu pemasok mereka, belakangan diketahui sebagai Samsung SDI Co Ltd.
Namun, Note 7s yang disebut Samsung menggunakan baterai aman dari pemasok berbeda, tetap memercikkan api sehingga penjualan harus dihentikan.
Oktober lalu, perusahaan tersebut menyatakan akan memeriksa semua kemungkinan penyebab dan menyewa perusahaan pihak ketiga sebagai bagian dari penyelidikan.
ANTARA