TEMPO.CO, Singapura - Jauh di dalam lumpur terumbu karang di lepas pantai Guam, sebelah barat Samudera Pasifik, hidup kepiting mini bermata hitam dan berkulit pucat, bahkan nyaris berkulit transparan. Karakter taksonomi sejati satwa ini tidak diketahui sejak lama. Pada 2001, peneliti amatir, Harry Conley, menemukan kepiting tembus pandang ini setelah menggali di antara batu karang.
Dua ekor kepiting yang panjangnya kurang dari satu sentimeter itu dibawa ke laboratorium oleh ahli biologi, Peter Ng, ke National University of Singapore. Ng dan koleganya, Jose Mendoza, mengidentifikasi sejumlah karakter kepiting itu, di antaranya mata bulat bercahaya, antena yang berkembang baik, dan kaki yang panjang. Dalam laporan di Jurnal ZooKeys akhir Januari silam, mereka memberi nama hewan berkulit keras (crustacean) itu dengan julukan Harryplax severus.
Nama genus itu untuk menghargai dua orang bernama Harry. Pertama, Conley, yang mangkat pada 2002 dan memiliki reputasi menemukan makhluk-makhluk laut. Kedua juga mengambil inspirasi dari tokoh dalam cerita Harry Potter, rekaan J.K. Rowling, terkait dengan keanehannya.
Mendoza, seorang penggemar Harry Potter, menyatakan spesies itu juga dijuluki severus sebagai referensi terhadap Profesor Severus Snape, salah satu pengajar di Sekolah Hogwart yang dikenal suka kesal dan salah menilai. Harryplax severus termasuk dalam kelompok kepiting pertama yang ditemukan di gua gelap di Pulau Christmas.
SCIENCENEWS | HOTMA SIREGAR
Baca Juga:
Baca Juga:
Anas Urbaningrum Kirim Pesan untuk SBY Lewat Twitter
Begini Kemewahan Bus Transjakarta Baru yang Dipesan Ahok