TEMPO.CO, Yogyakarta – Proyek pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Kabupaten Bantul terhambat oleh materi pokok, yaitu tekanan angin. Kekuatan angin terlalu lemah untuk memutar kincir dan membangkitkan tenaga listrik.
PLN Area Yogyakarta berencana melaporkan kendala itu kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). “Kami akan berikan evaluasi ke Kementerian Energi Sumber Daya Mineral karena kekurangan angin untuk tenaga pembangkit listrik,” kata Eric Rosi Priyo Nugroho, Manager Area Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Yogyakarta, Jumat, 14 April 2017.
Proyek yang diawali pada 2015 itu perlu dievaluasi lantaran angin yang dibutuhkan untuk menggerakkan kincir terbatas. Akibatnya, kincir tidak bisa bergerak atau berputar secara optimal untuk dikonversi menjadi tenaga listrik.
Padahal PLTB di pesisir selatan Kabupaten Bantul itu, menurut rencana, akan menghasilkan 50 megawatt. Ini termasuk salah satu program 35 ribu megawatt seluruh Indonesia yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
”Kajian dari tim kami, kondisi angin tidak terlalu kencang. Padahal itu menjadi dasar utama pembangunan kincir raksasa. Karena itu, kami akan meninjau kontrak yang sudah disepakati dengan investor,” kata Eric.
Pada saat ini, menurut Eric, pasokan listrik untuk Daerah Istimewa Yogyakarta masih surplus, yaitu mencapai 1.400 megawatt. Daya sebesar itu bisa digunakan oleh 500 hotel besar atau 400 mal. Mengenai pasokan listrik pembangunan bandar udara baru, ia tidak khawatir. Sebab, bandar udara di Kulon Progo hanya membutuhkan sekitar 30 megawatt.
Proyek PLTB di Bantul merupakan bagian proyek nasional untuk memenuhi kebutuhan 35 ribu megawatt. Desainnya berupa kincir raksasa dengan ketinggian 120 meter dan panjang bilah hingga 50 meter. Proyek yang memakai lahan di tiga kecamatan di Bantul itu berbiaya total Rp 1,8 triliun. Jika berhasil, bisa melayani 85 ribu pelanggan listrik.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (DPRT) Bantul Isa Budi Hartomo menyatakan pembangunan PLTB itu sudah mendapatkan izin prinsip dari gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Rencananya, awal tahun depan akan dibangun 25 tiang untuk kincir.
”Kajian sudah memasuki tahap akhir, tapi kami belum tahu kalau ada kajian dari PLN seperti itu,” tuturnya.
Isa menyatakan proyek 50 megawatt ini dikerjakan oleh UPC Jogja Bayu. Jika ada evaluasi, kata dia, perlu disampaikan kepada pihak-pihak terkait soal energi terbarukan ini.
MUH. SYAIFULLAH