TEMPO.CO, Jakarta – Pengiklan membelanjakan US$ 72,5 miliar (sekitar Rp 965 triliun) untuk iklan digital sepanjang 2016. Jumlah ini meningkat 22 persen dibanding tahun sebelumnya.
Raksasa teknologi Google dan Facebook, menurut The Internet Advertising Revenue Report yang dirilis Rabu, 26 April 2017, kembali membukukan pendapatan terbesar dari iklan digital.
Baca Juga:
The Internet Advertising Revenue Report menekankan migrasi konsumen dari media tradisional, seperti televisi, ke platform online dan smart phone. Perubahan ini membuat perusahaan digital bersaing memperebutkan porsi lebih besar dari iklan dolar.
Baca: Facebook Lambat Hapus Video Bunuh Diri, Netizen Thailand Marah
Bagaimanapun, iklan digital dan televisi bukanlah perbandingan yang sepadan.
Analis untuk Pivotal Research Group menulis, walau iklan digital mengguyur deras sebanyak US$ 69 miliar dibelanjakan di iklan televisi Amerika pada 2016, itu bukan mengambil iklan dolar seperti banyak perkiraan analis.
“Pengiklan umumnya mengalokasikan anggaran digital ke iklan video dan unit-unit tanpa perlu berimbas pada belanja televisi sekalian atau lainnya,” demikian ditulis analis tersebut.
Peningkatan belanja iklan ini, yang didominasi lagi oleh Facebook dan Google, terjadi ketika pemasang iklan makin hati-hati tentang di mana iklan mereka akan muncul secara online dan bagaimana efektifnya bagi penjualan mereka.
Baca: Facebook Rencanakan Panen Uang dari Video Non-Live
Facebook dan Google menyumbangkan 99 persen pertumbuhan industri ini. Artinya, menurut Pivotal Research, pendapatan iklan hampir setiap orang lain di ekosistem digital landai atau menurun dibanding tahun lalu.
YouTube sedang dilanda boikot iklan di video mereka setelah beberapa perusahaan, seperti Verizon Communications Inc dan Johnson & Johnson, menemukan munculnya iklan mereka berdampingan dengan konten ekstremis dan kebencian.
Tahun lalu juga menunjukkan Facebook mengakui serangkaian kesalahan pengukuran terkait dengan data yang diberikan kepada pengiklan ihwal jumlah orang yang menonton iklan video mereka.
REUTERS | NURHASIM